Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melonjak lebih dari 10 persen pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (26/3/2020).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 10,19 persen atau 401,27 poin ke level 4.338,90 menjelang akhir perdagangan hari ini.
Pada perdagangan Selasa (24/3/2020), IHSG berakhir di level 3.937,63 dengan penurunan 1,3 persen atau 51,88 poin.
Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak pada kisaran 3.935,91-4.370,66.
Seluruh 9 sektor dalam IHSG menguat, dipimpin oleh sektor finansial yang menguat 14,06 persen, disusul sektor barang konsumsi yang menguat 13 persen dan infrastruktur yang naik 11,43 persen.
Sampai dengan penutupan perdagangan, 300 saham menguat, 129 terkoreksi, dan 115 stagnan. Investor asing terpantau tengah memburu emiten big caps dengan torehan net buy atau beli bersih senilai Rp669,83 miliar.
Baca Juga
Emiten perbankan menduduki daftar tiga teratas saham paling diburu investor asing. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencetak net buy masing-masing Rp295,41 miliar, Rp292,47 miliar, dan Rp181,09 miliar. Adapun, saham ketiganya menguat 20,49 persen, 17,33 persen, dan 15,80 persen.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai kenaikan IHSG terkerek oleh indeks Dow Jones yang mencatat kenaikan kumulatif sebesar 13 persen dalam dua hari. Kondisi itu dipicu oleh paket stimulus senilai US$2 triliun.
Dari dalam negeri, Frankie menyebut terdapat sejumlah sentimen yang mengerek laju indeks. Salah satunya stimulus dari pemerintah untuk menstabilkan ekonomi dan kenaikan plafon defisit fiskal menjadi 5 persen.
“Valuasi banyak perusahaan di Indonesia yang sudah murah menyebabkan IHSG mengalami kenaikan besar pada hari ini,” jelasnya, Kamis (26/3/2020).
Dia menambahkan penguatan IHSG juga merupakan akumulasi. Pasalnya, sejumlah pasar saham Asia sudah lebih dulu mengalami kenaikan pada perdagangan, Rabu (25/3/2020).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan menguatnya IHSG tidak lepas dari perkembangan positif terkait penanganan virus Corona (Covid-19) di negara maju.
"Penguatan IHSG cukup signifikan. Dua minggu lalu, terjadi tekanan kepanikan pasar keuangan global. Banyak saham hari ini sebagian besar warna hijau," katanya saat siaran langsung melalui Youtube Bank Indonesia, Kamis (26/3/2020).
Dia memaparkan sentimen positif di pasar global terjadi setelah senat Amerika Serikat menyetujui usulan paket stimulus fiskal sebesar US$ 2 triliun. Dari total US$2 triliun, dialokasikan US$110 miliar untuk kesehatan, US$350 miliar untuk UMKM, US$250 miliar untuk tenaga kerja, dan US$500 miliar untuk dunia usaha.
Selain AS, Perry mengungkapkan pemerintah negara maju lain yang mengucurkan stimulus fiskal untuk penanganan wabah Covid-19 antara lain Jerman sebesar 10% dari PDB negara itu atau setara dengan US$860 miliar.