Bisnis.com, JAKARTA – Nasib dolar Amerika Serikat berubah drastis setelah Federal Reserve mengumumkan stimulus terbaru, yang mendorong pelaku pasar mencari aset berisiko dan melepas greenback.
Indeks dolar jatuh dari level tertinggi sepanjang setelah The Fed mengumumkan pelonggaran kuantitatif yang tak terbatas.
Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,78 atau 0,76 persen ke level 101,78 pada pukul 11.12 WIB.
"Pasar akan mulai merasakan gelombang penuh likuiditas yang disediakan Fed sekarang," kata Nathan Sheets, kepala penelitian ekonomi makro di PGIM Fixed Income dan mantan ekonom FOMC, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (24/3/2020).
The Fed memimpin bank-bank sentral lainnya mulai dari Jepang hingga Australia dalam memberlakukan tindakan darurat untuk memastikan tersedianya likuiditas di pasar yang tengah diterpa wabah virus corons (COVID-19).
Tawaran stimulus sebelumnya tidak mampu membendung kekhawatiran investor yang menjual segala aset mulai dari obligasi hingga emas guna mengantisipasi pandemi yang berkepanjangan.
Pada Senin, The Fed mengumumkan gelombang inisiatif kedua bernilai besar-besaran untuk mendukung perekonomian AS.
Inisiatif yang dimaksud mencakup pembelian obligasi dalam jumlah tak terbatas guna menjaga biaya pinjaman tetap rendah serta menyiapkan program-program guna memastikan aliran kredit ke perusahaan-perusahaan juga pemerintah negara bagian dan lokal.
The Fed menyebutkan akan membeli obligasi Treasury dan surat berharga berbasis mortgage yang dikeluarkan badan pemerintah (agency mortgage-backed securities/MBS).
Baik obligasi Treasury dan agency MBS akan dibeli dalam jumlah yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran fungsi pasar dan transmisi kebijakan moneter yang efektif ke kondisi keuangan dan ekonomi yang lebih luas.
"Tindakan the Fed efektif dalam memberikan bantuan kepada pasar, tetapi jika pengaruh terhadap ekonomi berlangsung lebih lama, kebijakan saat ini mungkin tidak cukup," kata Tohru Sasaki, kepala riset pasar Jepang di JPMorgan Chase & Co.
“Seberapa efektif kebijakan [The Fed] tersebut akan tergantung pada berapa lama penyebaran infeksi Covid-19 berlanjut,” lanjutnya.