Bisnis.com, JAKARTA - Lo Kheng Hong salah satu investor kawakan di Bursa Efek Indonesia terus menambah kepemilikan di PT Petrosea Tbk. (PTRO). Anak usaha PT Indika Enerdy Tbk. (INDY).
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Lo Kheng Hong, yang juga dikenal dengan julukan Warren Buffett Indonesia itu menambah kepemilikan di Petrosea pada perdagangan Jumat (20/3/2020).
Pada hari perdagangan terakhir pada minggu ketiga ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup pada 4.194,94 atau menguat 89,52 poin (2,18 persen).
Saham Petrosea sendiri bergerak melemah pada sesi satu dan sempat menyentuh harga Rp860 per lembar. Namun seiring penguatan IHSG, PTRO juga dibuka menguat pada pembukaan sesi dua menjadi Rp970. Meski begitu pada penutupan hari, emiten jasa penambangan ini menutup harga per lembar saham senilai Rp905. Menguat 3,43 persen.
Dalam perdagangan itu, Lo Kheng Hong meningkatkan kepemilikan saham dari 149.301.000 lembar saham menjadi 149.631.700. Atau dengan menggunakan harga penutupan investasi Lo Kheng Hong di Petrosea naik dari Rp135,11 miliar menjadi Rp135,41 miliar.
Dengan penambahan ini maka persentase kepemilikan Lo Kheng Hong di Petrosea meningkat dari 14,74 persen per 29 Februari 2020, menjadi 14,80 persen pada pertengahan Maret lalu naik lagi menjadi Rp14,84 persen.
Baca Juga
Pada 2019, PT Petrosea Tbk., emiten konstruksi pertambangan anak usaha dalam PT Indika Energy Tbk. (INDY) ini, mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 2,30 persen pada 2019.
Pada periode itu, lini bisnis kontraktor pertambangan menjadi pendorong utama tumbuhnya pendapatan sebesar 2,30 persen ke posisi US$465,74 juta.
Dalam kesempatan terpisah, Head of Corporate Secretary Petrosea Anto Broto menyampaikan bisnis kontraktor pertambangan menyumbang US$287,0 juta pendapatan perusahaan. Jumlah ini naik 8,51 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$264,52 juta. Bisnis ini berkontribusi atas 60,25 persen dari total pendapatan.
“Naiknya segmen kontraktor tambang karena proyek Kideco Jaya Agung menaikkan aktivitas tambangnya yang berkontribusi sebesar US$125,98 juta atau 43,98 persen dari pendapatan segmen ini,” katanya melalui keterangan tertulis (20/3/2020).
Sepanjang tahun lalu PTRO itu mencatatkan volume pengupasan lapisan tanah sebesar 123,49 juta bank cubic meter [bcm]. Jumlah itu naik 1,90 persen dari posisi tahun sebelumnya 121,19 juta bcm.
Namun, total produksi batu bara perseroan turun 10,61 persen dari posisi 34,60 juta ton menjadi 30,93 juta ton.
Selain itu, segmen bisnis logistic PTRO juga menunjukkan peningkatan pendapatan sebesar 30,21 persen ke level US$88,92 juta dari posisi tahun lalu US$68,29 juta. Lini bisnis ini menyumbang 18,66 persen dari total pendapatan. Peningkatnya segmen ini didorong oleh entitas usaha PT Kuala Pelabuhan Indonesia US$41,79 juta dan Petrosea Offshore Supply Base (POSB) sebesar US$47,10 juta.
Di sisi lain, segmen bisnis rekayasa dan konstruksi menyumbang US$97,66 juta turun 25,04 persen dari posisi sebelumnya US$130,28 juta. Segmen ini menyumbang 20,50 persen dari total pendapatan. Proyek The Leeve menyumbang US$55,69 juta atau 57,02 persen dari segmen tersebut.