Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. akan terus membangun infrastruktur pendukung untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam negeri.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menjelaskan sepanjang 2019 perseroan telah menambah infrastruktur gas bumi sepanjang 253 km, sehingga total jaringan pipa yang dikelola PGN mencapai 10.169 km.
Dari jaringan pipa tersebut, lebih dari 98 persen di antaranya telah diusahakan oleh PGN. Perseroan, lanjutnya, berkomitmen untuk terus menambah pemanfaatan jaringan tersebut pada tahun ini.
“Dalam situasi ekonomi yang sangat dinamis sepanjang 2019, PGN tetap menjalankan komitmennya dan membuka segmen-segmen pelanggan baru di daerah,” katanya melalui siaran pers, Jumat (20/3/2020).
Sepanjang tahun lalu perseroan melayani lebih dari 397.400 pelanggan dari berbagai segmen seperti kelistrikan, pupuk, industri, UMKM, transportasi, hingga rumah tangga.
Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan layanan kepada pelanggan, PGN telah mengembangkan layanan PGN 360 Degree Integrated Solution. Lewat layanan ini PGN menyediakan layanan penggunaan gas bumi dari hulu hingga hilir.
Baca Juga
Dia menyatakan PGN juga akan terus membangun berbagai infrastruktur untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi domestik yang produksi dan cadangannya terus bertambah.
Dalam 5 tahun ke depan, perseroan akan membangun jaringan pipa distribusi sepanjang 500 km, pipa transmisi 528 km, tujuh Liquified Natural Gas (LNG) filling station untuk truk atau kapal, lima FSRU, 3,59 juta sambungan rumah tangga, dan 17 LNG.
"PGN akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi untuk memberikan daya dukung terhadap penguatan ekonomi nasional. Sebagai energi baik yang terbukti efisien, ramah lingkungan dan sumbernya masih sangat besar di dalam negeri, gas bumi adalah aset strategis bangsa yang harus digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," katanya.
Pada tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan senilai US$3,84 miliar atau Rp54,4 triliun (kurs rata-rata tahun 2019 Rp14.148/US$).
Pendapatan tersebut diperoleh terutama dari hasil penjualan gas sebesar US$2.973,9 juta, penjualan minyak dan gas US$374,35 juta, transmisi gas US$245,7 juta, dan pendapatan usaha lainnya senilai USD 254,7 juta.
Emiten berkode PGAS itu mencatatkan laba operasi senilai US$546,33 juta dan laba bersih US$67,58 juta. Adapun, EBITDA perseroan pada tahun lalu mencapai US$1,04 miliar.
Sepanjang 2019, perseroan mempertahankan total penyalurkan gas bumi sebesar 3.036 BBTUD yang terdiri dari volume distribusi sebesar 990 BBTUD dan volume transmisi gas 2.046 BBTUD.
Volume distribusi tercatat meningkat sebesar 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan volume tersebut dikontribusi oleh peningkatan konsumsi gas dari sektor kelistrikan dan sektor industri kimia.