Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi pertambangan milik Grup Indika PT Petrosea Tbk. mencetak laba bersih sebesar US$31,17 juta sepanjang 2019.
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, emiten berkode saham PTRO itu mencatatkan peningkatan laba sebesar 35,82 persen. Pasalnya, pada 2018 laba bersih perseroan tercatat US$22,95 juta.
Adapun laba bersih per saham yang dapat diberikan senilai US$0,03 turun dari posisi tahun sebelumnya US$0,02.
Peningkatan laba bersih emiten yang 14,74 persen sahamnya dimiliki Lo Kheng Hong itu disebabkan oleh top line perseroan yang ikut meningkat. Sepanjang 2019, perusahaan tambang itu membukukan pendapatan sebesar US$476.44 juta.
Jumlah itu naik 2,30 persen dari posisi tahun sebelumnya yang mencapai US$465,74 juta. Beban pokok penjualan tercatat sebesar US$395,31 juta naik 0,69 persen secara tahunan.
Sementara itu, total aset perseroan tercatat sebesar US$551,04 juta. Aset lancar PTRO mencapai US$222.06 sedangkan aset tidak lancar senilai US$328,98 juta.
Baca Juga
Di sisi kewajiban, total liabilitas PTRO mencapai US$338,48 juta turun 7,18 persen secara tahunan. Liabilitas jangka pendek mencapai US$146,33 juta dengan liabilitas jangka panjang sebesar US$192,14.
Selain itu perseroan tercatat menghabiskan belanja modal sebesar US$66,33 juta turun 42,24 persen dari posisi tahun sebelumnya US$114,84 juta.
Belum lama ini, PTRO menandatangani kesepakatan penyertaan modal untuk Nusantara Resources Limited untuk proyek emas entitas anak usahanya PT Masmindo Dwi Area.
Direktur Petrosea Romi Novan Indrawan mengatakan bahwa penandatanganan tersebut untuk melanjutkan non-binding term sheet yang dilaksanakan oleh induk usaha perseroan PT Indika Energy Tbk. (INDY) dengan Nusantara dan Masmindo pada 9 Desember 2019 terkait dengan akuisisi proyek Awak Emas yang dimiliki Nusantara.
“Sebagai kelanjutan penandatangan non-binding term sheet tersebut, pada 25 Februari 2020 perseroan telah menandatangani Options Subscription Agreement dengan Nusantara,” ujarnya.