Bisnis.com,JAKARTA— Pertanyaan kapan pasar mencapai dasar menggelantung di benak para investor saat ini. Lantas, strategi apa yang dapat dilakukan investor saat ini?
Dalam riset terbarunya, Rabu (18/3/2020), Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra menjelaskan bahwa pertanyaan kapan pasar atau indeks harga saham gabungan (IHSG) mencapai dasar sangat sederhana, tetapi sulit dijawab ketika pasar memasuk tren bearish.
Posisi bottom cenderung terbentuk dalam waktu yang sangat singkat, sehingga sulit untuk memproyeksi dari jauh-jauh sebelumnya.
“Kami melihat level 4.000-4.100 sebagai pertahanan utama sekaligus basis entry point yang sangat menarik bagi IHSG, dengan asumsi magnitude tekanan IHSG mirip dengan 2008,” jelasnya dalam riset.
Mengutip data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (18/3/2020) sesi pertama, IHSG merosot 1,22 persen atau 54,32 poin menuju 4.402,43.
Indeks mencapai level terendahnya sejak 14 Desember 2015 saat berada di posisi 4.374,19. Sepanjang tahun berjalan, IHSG merosot 30,12 persen.
Baca Juga
Tabel Saham Penekan dan Pendorong IHSG Sepanjang Tahun Berjalan Per Rabu (18/3/2020) sesi I
Sumber: Bloomberg
Kresna Sekuritas masih merekomendasikan beli beserta target harga sejumlah saham yang masih menarik berdasarkan pertimbangan fundamental yakni BBRI (Rp4.400), BMRI (Rp7.500), TLKM (Rp5.800), JSMR (Rp6.200), INTP (Rp25.700), dan CPIN (Rp6.400).
Dia menuturkan krisis COVID-19 bukan pertama kali dialami oleh IHSG. Menurutnya, Indonesia berulang kali mengalami gejolak pasar.
“Badai pasti berlalu dan kami optimistis akan ada pelangi setelah badai. Kemampuan bertahan selama krisis adalah yang utama,” jelasnya.
Etta mengatakan krisi terjadi karena kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat penyebaran COVID-19. Kondisi itu memaksa pengurangan aktivitas di level global.
Bank Sentral di dunia sudah memberikan respons yang sama ketika krisis 2008 yaitu dengan menurunkan suku bunga dan memberikan tambahan likuiditas. Kresna Sekuritas meyakini pasar kembali pulih seiring dengan meningkatnya optimisme pelaku pasar terutama jika dampak COVID-19 semakin turun.
Di tengah kondisi itu, Etta menyebut terdapat sejumlah strategi yang dapat dilakukan investor saat ini. Pertama, hold atau bertahan dengan posisi sebelumnya.
“Kerugian menjadi kenyataan jika dieksekusi, sebelumnya adalah potensi kerugian,” jelasnya.
Namun, strategi itu memiliki kelemahan. Pasalnya, akan kehilangan momentum diskon harga dan kehilangan waktu yang menurukan rerata tingkat keuntungan.
Strategi selanjutnya yang dapat ditempuh yakni dengan dollar cost averaging atau piramida. Langkah itu dapat ditempuh apabila memiliki posisi kas.
“Entry point dapat dilakukan baik secara bertahap dalam jumlah yang sama, atau menggunakan struktur piramida. Target utama dari strategi ini adalah mendapatkan nilai rata-rata terendah,” papar Etta.
Apabila memiliki keterbatasan cash, maka investor dapat menempuh stratetgi selanjutnya yakni dengan menurunkan nilai rata-rata. Akan tetapi, opsi itu memiliki risiko yang lebih tinggi.
Untuk mengeksekusi strategi itu, investor dapat menjual menjual sebagian dan diakumulasi di level yang lebih rendah tanpa berpindah saham. Namun, batas auto reject asimetris membuat strategi ini sulit dilakukan.
Jurus lain yang dapat ditempuh investor yakni dengan melakukan penyederhanaan portofolio. Opsi itu dapat ditempuh apabila portofolio yang dimiliki seperti supermarket.
“Manusia memiliki keterbatasan pikiran dan emosi. Sederhanakan portfolio menjadi lebih kecil,” ujar Etta.
Dengan fokus kepada satu saham, lanjut dia, potensi pemulihan tergantung dari pergerakan saham itu. Strategi ini hanya cocok untuk nilai dalam jumlah kecil dan tidak mengganggu pergerakan harian.
Etta mengatakan di tengah kondisi saat ini investor harus tetap tenang dan fokus dengan strategi masing-masing. Menurutnya, setiap investor memiliki gaya investasi yang berbeda.
Oleh karena itu, dia menekankan agar para investor menyesuaikan manajemen krisis sesuai dengan karakter masing-masing karena setiap orang memiliki profil dan daya tahan keuangan berbeda.
“Semoga kita semua dapat melalui badai ini dengan selamat dan memiliki kesejahteraan yang berlipat di masa yang akan datang. Tetap tenang dan manfaatkan peluang yang ada,” imbuhnya.
Saham-Saham Pilihan Kresna Sekuritas | ||
---|---|---|
Saham | Target Harga | Alasan Singkat |
BBRI | 4.400 | Diskon yang dalam (trading di bawah 2 kali PBV) dan potensi dividen yield 4-6 persen |
BMRI | 7.500 | Diskon yang dalam (trading di bawah 2 kali PBV) dan potensi dividen yield 4-6 persen |
TLKM | 5.800 | Dominasi pasar dan jarngan telekomunikasi, dengan pendapatan dan dividen yang stabil |
JSMR | 6.200 | Recurring income, cash revenue, dan market share jalan terbesar serta terpanjang di Tanah Air |
INTP | 25.700 | Neraca keuangan tidak ada leverage, punya kas besar untuk dividen atau akuisisi, dan strategi bisnis lainnya |
CPIN | 6.400 | Neraca solid dengan DER 0,3 kali, profit lebih baik pada 2020 seiring dengan pengendalian harga ayam |