Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Estika Tiara (BEEF) Siap Kerek Harga Jual

Sebanyak 60 persen produksi Estika Tata Tiara (BEEF) didatangkan dari luar negeri sehingga pelemahan nilai tukar rupiah bakal berdampak terhadap biaya produksi.
Direktur BEI Hasan Fawzi (kedua kanan) bersama Direktur Fithri (kedua kiri) berbincang dengan Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk. Yustinus Sadmoko (kanan), Direktur Independen Frederik Wattimena (kiri) dan Direktur Juanita Gracianti Adoe (tengah) disela-sela pencatatan saham perdana, di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Direktur BEI Hasan Fawzi (kedua kanan) bersama Direktur Fithri (kedua kiri) berbincang dengan Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk. Yustinus Sadmoko (kanan), Direktur Independen Frederik Wattimena (kiri) dan Direktur Juanita Gracianti Adoe (tengah) disela-sela pencatatan saham perdana, di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen daging sapi dan olahannya PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF) mengakui depresiasi mata uang rupiah ke level Rp15.000 per dolar AS berdampak negatif pada kinerja perseroan.

Direktur Utama Estika Tata Tiara Yustinus Sadmoko mengatakan depresiasi rupiah sudah melampaui estimasi perseroan tidak akan melampaui level Rp14.500 per dolar AS.

“Kita sebelumnya estimasi maksimal di Rp14.500 masih aman,” ujar Yustinus kepada Bisnis, Rabu (18/3/2020).

Dia menambahkan, perseroan berusaha menyiasati potensi koreksi pendapatan dengan menaikkan harga jual. Yustinus menyebut perseroan bakal melakukan negosiasi ulang dengan pembeli terkait kesepakatan harga jual.

Sebelumnya, perseroan menyatakan 60 persen dari bahan baku utama yakni daging memang diimpor dari beberapa negara termasuk Australia, India, Selandia Baru dan Amerika. Sedangkan sisanya berasal dari pabrikan sendiri.

Produsen daging sapi dengan jenama Kibif tersebut juga mengakui naik turunnya kurs rupiah terhadap mata uang asing selalu berdampak pada kinerja keuangan perseroan.

Meski memiliki fasilitas hedging, namun sebagian besar transaksi perseroan dilakukan dalam jangka waktu pendek sehingga fasilitas tersebut termasuk jarang direalisasikan. Begitu pun, perseroan masih mempertimbangkan langkah yang harus diambil untuk mengatasi hal tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper