Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Estika Tata Tiara (BEEF) Revisi Target Pendapatan

Target pendapatan dipangkas antara lain karena ada potensi hambatan impor bahan baku.
Estika Tata Tiara, Indra Josepha (dari kiri) berbincang dengan Direktur Keuangan Agus Suhada, Presiden Direktur Yustinus Sadmoko, Direktur Pemasaran Juanita Gracianti Adoe, dan Direktur Penjualan Wiryo Subagyo seusai Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Estika Tata Tiara, Indra Josepha (dari kiri) berbincang dengan Direktur Keuangan Agus Suhada, Presiden Direktur Yustinus Sadmoko, Direktur Pemasaran Juanita Gracianti Adoe, dan Direktur Penjualan Wiryo Subagyo seusai Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF) merevisi target pertumbuhan pendapatan 10 persen hingga 20 persen dari proyeksi awal. Proyeksi pertumbuhan dipangkas karena khawatir impor bahan baku tersendat akibat dampak penyebaran virus corona.

Direktur Utama Estika Tata Tiara Yustinus Sadmoko  mengatakan perseroan akan terus memantau perkembangan dalam memperkirakan target pendapatan hingga akhir 2020. Dia menyebut, beberapa asumsi dasar bisa berubah seiring penyebaran wabah virus corona.

“Kalau target 2020 kita review lagi, target awalnya sekitar Rp1,7 triliun untuk top line. Nanti kita akan review lagi setelah ada perubahan yang cukup besar lagi di pasar,” ujar Yustinus di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Sejauh ini, emiten bersandi saham BEEF itu masih memiliki bahan baku yang cukup untuk enam bulan ke depan. Sebanyak 60 persen bahan baku didatangkan dari luar negeri. Yustinus mengatakan perseroan mengimpor bahan baku daging sapi dari beberapa negara, seperti Australia, India, Selandia Baru dan Amerika Serikat.

Dia mengungkapkan, dampak penyebaran virus corona belum mengganggu importasi daging sapi. Namun, gangguan importasi bawang putih dan bawang bombay sudah terjadi, terutama yang berasal dari China.

“Corona kalau daging belum kelihatan untuk gangguannya. Tapi untuk bahan baku terutama untuk seperti bawang bombay, bawang putih, tepung kedelai, yang sumbernya dari China dan daerah yang terdampak virus corona, mungkin ada gangguan,” ujar Yustinus.

BEEF yang memproduksi daging olahan dengan jenama Kibif tersebut memastikan persediaan masih aman hingga maksimal enam bulan ke depan. Lebih dari rentang waktu tersebut, perseroan akan mulai mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan pasokan.

Selain itu, perseroan juga mengantisipasi adanya kekhawatiran masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan beku di hari raya Idul Fitri terlihat dari tren penurunan jumlah pemudik pada tahun lalu.

Padahal, perseroan mengakui penjualan tertinggi umumnya terjadi pada momen menjelang Lebaran. Sehingga kapasitas produksi umumnya bertambah pada musim tersebut.

“Kapasitas pemotongan per bulan 2.700 ekor, tapi kita beroperasi 500 sampai 1.000 ekor saja, kecuali Lebaran. (Penjualan tertinggi) di Lebaran, mulainya dua minggu sebelum puasa sampai satu minggu setelah lebaran,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper