Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, Selasa (17/3/2020) setelah gagal mempertahankan penguatan di awal perdagangan.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 terpantau melemah 0,99 persen atau 2,81 poin ke level 281,82 pada pukul 17.37 WIB, meskipun sempat dibuka menguat 0,89 persen dan melonjak hingga 3,71 persen di awal perdagangan.
Investor terbukti enggan mempertahankan kepemilikan aset berisiko di tengah kekhawatiran mengenai dampak virus corona (Covid-19) terhadap ekonomi global.
Sektor perjalanan & liburan terus merosot hingga 8,15 persen dan mencatat pelemahan terbesar di antara 19 sektor pada indeks Stoxx, disusul oleh sektor real estat yang turun 5,42 persen.
Dilansir dari Bloomberg, meningkatnya kekhawatiran mengenai dampak Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi terus menekan pasar lebih dalam. Bahkan, upaya stimulus dari pemerintah dan bank sentral terbukti belum cukup ampun menekan tekanan ekonomi akibat Covid-19.
Yang terbaru, sejumlah negara termasuk Prancis, Italia, dan Spanyol melarang short-selling di sebagian atau semua saham.
Baca Juga
Di antara saham yang melemah, saham Compass Group merosot 21 persen setelah memperingatkan bahwa dampak virus akan sangat membebani pendapatan pada paruh pertama tahun ini.
Sementara itu, indeks saham berjangka AS berbalik melemah pada Selasa, menyusul penurunan terbesar Wall Street sejak 1987. Pelaku pasar saat ini tengah menunggu dorongan fiskal terkoordinasi dari otoritas sejumlah negara setelah kekhawatiran dampak Covid-19 pada pertumbuhan dan pendapatan menghapus kapitalisasi pasar global hingga US$20 triliun sejak akhir Februari.
Analis ekuitas TFS Derivatives, Stephane Ekolo, mengatakan yang diperlukan pasar saat ini adalah stimulus fiskal yang bertujuan menenangkan gejolak di pasar.
“Tapi apakah itu cukup untuk mengubah arah dan menghindari kemungkinan resesi? Tidak. Apakah cukup untuk menghindari kemungkinan resesi berkepanjangan? Sejarah akan memberi tahu. Kehati-hatian adalah akar dari seluruh kebajikan," ungkap Ekolo, seperti dikutip Bloomberg.