Bisnis.com, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk. memperkirakan virus corona atau wabah COVID-19 tidak akan memberi dampak signifikan terhadap kinerja pada tahun ini.
Direktur Keuangan dan Strategi Waskita Karya Haris Gunawan mengatakan bahwa perseroan masih optimistis untuk mencapai target kinerja tahun ini, meski bahaya virus corona terus mengintai.
“Kalau kami sampai dengan saat ini masih firm dengan target yang mau dicapai di tahun ini, belum ada perubahan, karena kami juga masih lihat dulu nih bagaimana pemerintah menangani tentang corona, jadi sementara kita masih firm dengan target yang kita buat,” katanya kepada Bisnis.com, Jumat (13/3/2020).
Dia mengatakan wabah tersebut sejauh ini juga tidak memberikan dampak signifikan terhadap rantai pasokan bahan produksi. Menurutnya, dengan banyaknya proyek non-teknologi tinggi yang dikerjakan saat ini, perseroan tidak memiliki persoalan pasokan. Proyek seperti ini, lanjutnya lebih banyak disuplai oleh material lokal.
“Sementara karena proyek kami tidak teknologi tinggi, artinya kalau kita bangun, misalnya jalan tol, pelabuhan, atau bandara kan relatif sebetulnya materialnya masih dapat ditemui di dalam negeri, jadi kita tidak ada issue tentang terhambatnya kebutuhan material,” jelasnya.
Kinerja Keuangan Waskita Karya
Baca Juga
sumber: Perseroan
Haris meyakini proyek yang masih dalam tahap produksi dapat dirampungkan sesuai rencana. Dia optimistis 70—80 persen belanja dari belanja modal sebesar Rp19 triliun akan terserap dengan baik untuk penyelesaian sejumlah ruas itu.
Di sisi lain, dia juga cukup percaya diri target kontrak baru senilai Rp45 triliun—Rp50 triliun dapat tercapai. Menurutnya, mayoritas proyek akan berasal dari dalam negeri, sehingga relatif lebih lebih mungkin dicapai dibandingkan kontrak dari luar negeri.
Dia menyatakan perolehan kontrak dari luar negeri merupakan salah satu sisi yang akan terdampak karena wabah COVID-19. Salah satu proyek kereta api di Filipina misalnya, diperkirakan akan terhambat karena wabah itu.
Negara tersebut saat ini telah memberlakukan lock down guna mengantisipasi penyebaran virus corona secara lebih luas.
“Paling yang agak delay, kami kan ada berencana ada mengerjakan proyek di negara tetangga, nah ini mungkin di sananya agak delay lagi, padahal target kita kan tadinya di kuartal I sudah bisa pengumuman pemenang [tender],” jelasnya.
Sementara itu, target divestasi kepemilikan di sejumlah ruas jalan tol diperkirakan akan tetap berjalan sesuai rencana.
Dari enam ruas yang akan didivestasi, empat di antaranya akan dijual kepada investor. Haris mengatakan saat ini proses ini sudah masuk tahap non binding offers dan valuasi. Diperkirakan proses ini akan memakan waktu hingga 6—8 bulan ke depan.
Dua ruas jalan tol lainnya akan didivestasikan melalui penerbitan dana investasi infrastruktur (Dinfra). Menurutnya, selama ini Dinfra lebih banyak diserap oleh pemodal lokal.
Berkurangnya minat investor asing terhadap pasar finansial dalam negeri diharapkan tidak terlalu berdampak terhadap rencana tersebut.
Haris mengatakan bahwa perseroan juga tetap akan menjalankan rencana penerbitan obligasi senilai Rp3,5 triliun pada tahun ini. Penerbitan instrumen utang ini diperkirakan akan dilakukan pada Mei atau Juni 2020.
Dari sisi arus kas, perseroan juga optimistis akan mendapatkan arus kas penerimaan sebesar Rp10 triliun dari pembayaran proyek turnkey pada tahun ini. Hingga saat ini, lanjutnya, perseroan telah mendapatkan dana sekitar Rp5,5 triliun dari pencairan pembayaran proyek tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
“Kami masih optimistis kinerja sesuai dengan rencana, dengan ada corona sekalipun, kami masih firm dengan target, kecuali tadi satu proyek yang di Filipina itu,” ujarnya.