Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN meningkatkan pengawasan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk meminimalisir penyebaran virus corona. Walaupun demikian, pelayanan penumpang juga harus tetap optimal.
Erick Thohir, Menteri BUMN mengatakan, Kementerian BUMN dan seluruh kementerian menjalin sinergi terkait pergerakan penumpang. Pemerintah ingin memastikan kesehatan warga dan tidak ingin menciptakan kepanikan.
"Kami lihat flow-nya dari mulai masuk terminal keberangkatan sampai terminal kedatangan. Kami coba meminimalisasi risiko dengan adanya thermal scanner-nya yang besar maupun kecil. Saya rasa ruang karantina juga sudah siap,” ujarnya di sela-sela kunjungan ke Bandara Soekarno-Hatta.
Bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II itu telah memiliki pemindai suhu tubuh (thermal scanner) di terminal kedatangan internasional. Jika penumpang yang baru tiba terdeteksi dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celsius, akan ditangani lanjut oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
Erick menegaskan otoritas bandara harus selalu siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan munculnya kasus corona. Hal terpenting, lanjutnya, memastikan pelayanan kepada masyarakat semaksimal mungkin guna meminimalisasi penyebaran virus Corona.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menambahkan penyebaran global virus Corona menghadirkan tantangan tetapi dampaknya diharapkan tidak terlalu besar bagi kinerja Angkasa Pura II.
Pasalnya, bandara-bandara AP II lebih banyak melayani penerbangan rute domestik dibandingkan internasional. Sejauh ini rute domestik AP II tercatat sekitar 75% dari total penerbangan yang dilayani perseroan.
“Rute domestik di bandara PT Angkasa Pura II mencapai 75%, sementara itu internasional hanya 25%. Penyebaran global Corona lebih berdampak ke penerbangan internasional. Karena rute domestik kami jauh lebih banyak, maka dampak belum dirasa terlalu besar,” paparnya.
Sepanjang Januari 2020 pergerakan penumpang di 19 bandara PT Angkasa Pura II tercatat 8,01 juta penumpang atau relatif stabil dibandingkan dengan Januari 2019 sebanyak 8,06 juta penumpang.
Awaluddin memerinci pada Februari 2020 jumlah penumpang naik 0,09% dibandingkan Februari 2019 atau dari 7,012 juta penumpang menjadi 7,018 juta penumpang. Khusus pada Maret 2020, diprediksi turun tipis 0,93% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.
Adapun pergerakan pesawat diperkirakan juga meningkat, di mana proyeksi pada Kuartal I/2020 bisa mencapai 203.064 pergerakan atau naik 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Maskapai nasional diperkirakan menyiapkan kapasitas lebih banyak untuk penerbangan domestik, sehingga jika permintaan penerbangan rute domestik mulai tumbuh maka kapasitas sudah tersedia,” katanya.