Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas anjlok kembali diperdagangkan di kisaran level US$1.500 per troy ounce. Penurunan ini dinilai sebagai aksi ambil untung alias profit taking.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (12/3/2020) hingga pukul 21.04 WIB, harga emas di pasar spot bergerak melemah 2,67 persen menjadi US$1.591,42 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak April 2020 di bursa Comex bergerak melemah 3,07 persen menjadi US$1.591 per troy ounce.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa anjloknya harga emas dipicu oleh mayoritas bursa berjangka di seluruh dunia yang menaikkan jaminan transaksi per lot sehingga mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi profit taking atau ambil untung.
"Pasar itu tau harga emas akan naik tajam setelah World Health Organization [WHO] mendeklarasi virus corona sebagai wabah pandemik, sehingga pasar mengambil langkah untuk taking profit terlebih dahulu," ujar Ibrahim kepada Bisnis, Kamis malam (12/3/2020).
Dia memperkirakan harga emas turun ke level US$1.500 per troy ounce terlebih dahulu sebelum akhirnya mengejar target harga selanjutnya di US$1.800 per troy ounce.
Sementara itu, Head of Precious Metal Marex Spectron David Govett mengatakan bahwa penurunan emas juga didorong oleh menguatnya dolar AS sehingga membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang selain greenback. Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat 1,09 persen ke level 97,556.
"Selain itu, ada aksi jual emas karena investor perlu untuk mengurangi kerugiannya akibat jatuhnya pasar saham AS dan hampir di seluruh dunia," ujar David seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/3/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (12/3/2020) hingga pukul 21.04 WIB, harga emas di pasar spot bergerak melemah 2,67 persen menjadi US$1.591,42 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak April 2020 di bursa Comex bergerak melemah 3,07 persen menjadi US$1.591 per troy ounce.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa anjloknya harga emas dipicu oleh mayoritas bursa berjangka di seluruh dunia yang menaikkan jaminan transaksi per lot sehingga mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi profit taking atau ambil untung.
"Pasar itu tau harga emas akan naik tajam setelah World Health Organization [WHO] mendeklarasi virus corona sebagai wabah pandemik, sehingga pasar mengambil langkah untuk taking profit terlebih dahulu," ujar Ibrahim kepada Bisnis, Kamis malam (12/3/2020).
Dia memperkirakan harga emas turun ke level US$1.500 per troy ounce terlebih dahulu sebelum akhirnya mengejar target harga selanjutnya di US$1.800 per troy ounce.
Sementara itu, Head of Precious Metal Marex Spectron David Govett mengatakan bahwa penurunan emas juga didorong oleh menguatnya dolar AS sehingga membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang selain greenback. Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat 1,09 persen ke level 97,556.
"Selain itu, ada aksi jual emas karena investor perlu untuk mengurangi kerugiannya akibat jatuhnya pasar saham AS dan hampir di seluruh dunia," ujar David seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/3/2020).