Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) masih yakin industri kelapa sawit akan rebound usai virus corona tertangani.
Investor Relation Sinar Mas Agro Resources and Technology Pinta S. Chandra mengatakan pada kuartal I/2020 ini kinerja perseroan bakal terpapar virus corona. Pasalnya, hal itu telah membuat harga crude palm oil (CPO) jatuh.
“Ini akan berpengaruh karena kinerja kami sangat tergantung dari volatilitas harga CPO,” katanya kepada Bisnis.com pada Kamis (12/3).
Mengutip data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (12/3/2020) pukul 11.03 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia kontrak teraktif Mei 2020 turun 3,65 persen atau 86 poin menjadi 2.273 ringgit per ton. Harga merosot 22,07 persen sepanjang tahun berjalan.
Pinta mengatakan sejauh ini kontribusi penjualan ekspor dan domestik saling menyumbang 50 persen atas total pendapatan.
Pada kuartal III/2019, SMAR mencatatkan pendapatan sebesar Rp26,38 triliun. Total penjualan domsetik menyumbang Rp13,18 triliun sedangkan ekspor sebesar Rp13,19 triliun. Total pendapatan itu menurun 4,76 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp27,70 triliun.
Baca Juga
Pada periode sebelumnya segmen penjualan domestik menyumbang Rp12,78 triliun sedangkan ekspor sebesar Rp14,91 triliun. Meski demikian, Pinta meyakini industri CPO akan kembali pulih sebab secara fundamental paling efisien dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
“Harga CPO akan berfluktuasi dipengaruhi berbagai faktor. Namun, secara jangka panjang fundamental industri ini akan tetap kuat sebagai minyak nabati yang paling efisien dan digunakan secara luas baik pangan dan non-pangan,” katanya.
SMAR pun bakal menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I 2020 senilai Rp1 triliun. Obligasi tersebut bakal ditawarkan pada 2 seri yang berbeda.
Seri A bakal ditawarkan dengan tenor waktu 3 tahun sedangkan Seri B memiliki tenor lima tahun. Namun, untuk sementara ini kupon bunga keduanya belum diputuskan secara pasti.
Rencananya, SMAR akan menggunakan 51 persen atau Rp510 miliar untuk belanja modal. Diantaranya adalah peningkatan kualitas pabrik penyulingan atau refinery crude palm oil (CPO). Perseroan bakal menambah fasilitas washing dan penggunaan system vacuum ice condensing.
Penambahan fasilitas akan dilakukan pada empat pabrik yang berlokasi di Jawa Barat, Sumatera Urara, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan. Perinciannya ialah sekitar Rp310 miliar untuk mengganti kas yang telah keluar untuk belanja modal itu. Kemudian, sisa Rp200 miliar digunakan untuk menyelesaikan penambahan fasilitas.
Adapun sisa dana segar sebesar 49 persen atau Rp490 miliar akan dipergunakan perseroan untuk menambah kapasitas pabrik biodiesel. Anak usaha Sinarmas Grup itu ingin meingkatkan kapasitas penyulingan menjadi 1.500 ton per jam untuk pabrik yang berlokasi di Tarjun, Kalimantan Selatan.