Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Astra International (ASII) Menghijau, Opsi Buyback Menjauh

Sejauh ini Astra belum ada kajian khusus terkait rencana pembelian kembali saham atau buyback.
Istri pendiri Astra International Ibu Lily Soeryadjaya (kiri) bersama Presiden Direktur PT Astra International Prijono Sugiarto (kanan) berada di depan patung William Soeryadjaya pendiri Astra Internasional saat peresmian Menara Astra di Jakarta, Rabu (20/2/2019)./ANTARA-Hafidz Mubarak A
Istri pendiri Astra International Ibu Lily Soeryadjaya (kiri) bersama Presiden Direktur PT Astra International Prijono Sugiarto (kanan) berada di depan patung William Soeryadjaya pendiri Astra Internasional saat peresmian Menara Astra di Jakarta, Rabu (20/2/2019)./ANTARA-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA -  PT Astra International Tbk. menyatakan belum memiliki rencana khusus untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham saat ini.

Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengatakan Astra saat ini perseroan masih mencermati fluktuasi di pasar saham yang terjadi sejak pekan lalu. “Belum ada kajian khusus mengenai buyback di internal kami,” ujar Tira kepada Bisnis, Selasa (10/3/2020).

Menurut Tira, opsi buyback belum menjadi rencana perseroan kendati Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberi kelonggaran terkait persyaratan untuk melakukan buyback. Di sisi lain, laju saham Astra yang mulai merangkak naik membuat perseroan makin yakin untuk tidak melakukan buyback saham.

Hingga penutupan perdagangan Selasa (10/3/2020), saham Astra ditutup menguat 2,49 persen ke level 5.150. Dalam tahun berjalan, saham berkode ASII memang turun cukup tajam sebesar 25,63 persen.

“Melihat pergerakan indeks harga saham kembali positif hari ini, termasuk saham ASII, maka kami rasa bagi kami belum perlu dilakukan kajian khusus untuk buyback saat ini,” imbuh Tira.

Di sisi lain, Astra punya kas tebal jika sewaktu-waktu hendak melakukan buyback. Berdasarkan laporan tahunan 2019, perseroan memiliki saldo kas dan setara kas sebesar Rp24,33 triliun. Meski cenderung menurun dibandingkan 2018, posisi kas tersebut dapat memberi ruang gerak yang cukup untuk perseroan jika ingin melakukan buyback.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper