Bisnis.com, JAKARTA – Raut wajah Dewi, kolektor emas fisik, tampak begitu ‘sumringah’ melihat perkembangan harga emas batangan buatan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) dalam beberapa perdagangan terakhir.
“Tidak menyangka, kalau tau emas akan sentuh harga saat ini, seharusnya beli lebih banyak emas saat masih di kisaran Rp600.000 per gram tahun lalu. Pasti lebih untung,” ujar Dewi saat ditemui Bisnis.com di salah satu gerai Pegadaian di Jakarta, Sabtu pagi (7/3/2020).
Wanita berumur 27 tahun itu tengah menjual sekitar 20 gram dari sebagian koleksi emas batangannya sebagai salah satu aksi profit taking seiring dengan harga emas Antam yang berada dalam jalur kenaikan.
Dari penjualan tersebut, dia mengaku mendapatkan keuntungan sekitar 30 persen dari emas yang dibelinya saat harga masih sekitar Rp580.000 per gram pada 2016.
Sebelumnya, Dewi yang bekerja sebagai pegawai swasta di Jakarta mengaku sudah menjual beberapa logam mulianya saat emas mencetak rekor harga untuk pertama kalinya, tepat setelah aksi saling serang antara AS dan Iran pada awal Januari.
Dia mengira, harga emas tahun ini tak lagi mengilap saat tahu hubungan dagang AS dan China mereda setelah menekan kesepakatan dagang tahap pertama pertengahan Januari lalu. Namun, proyeksi itu meleset. Bukannya meredup, kilap harga emas batangan justru semakin silau.
Baca Juga
Memang tidak ada yang menyangka, harga emas batangan antam dapat menyentuh level Rp800.000 per gram secepat ini. Bahkan, banyak analis memperkirakan hal itu baru akan terjadi setidaknya pada paruh kedua tahun ini.
Harga emas antam menembus level Rp800.000 per gram pertama kali pada 22 Februari 2020 dan dalam beberapa perdagangan terakhir pun terus mencetak level rekor terbaru.
Pada perdagangan Sabtu (7/3/2020), harga emas batangan Antam naik Rp5.000 per gram dari perdagangan sebelumnya menjadi Rp842.000 per gram, level tertinggi emas sepanjang sejarah. Secara tahun berjalan 2020, emas batangan Antam untuk pecahan 1 gram itu telah bergerak menguat hingga 9,5 persen.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa penguatan harga emas Antam diprediksi masih terjadi dalam beberapa perdagangan ke depan seiring dengan sentimen penyebaran virus corona.
Pasar masih khawatir bahwa peningkatan kasus yang terus terjadi hingga ke beberapa negara baru, akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Akibatnya, investor tetap berpihak kepada aset investasi aman.
Terdapat dua faktor utama pergerakan emas Antam, yaitu harga emas global dan nilai tukar rupiah. Jika dua faktor itu bergerak naik secara bersamaan maka itu akan menjadi momentum indah bagi harga emas Antam untuk melonjak tinggi.
“Harga emas spot sudah hampir menyentuh US$1.700 per troy ounce, dan bila nilai tukar rupiah berbalik ke Rp15.000 per dolar AS, bukan tidak mungkin harga emas Antam segera menyentuh Rp900.000 per gram,” ujar Ariston saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (6/3/2020).
Senada, Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan bahwa emas Antam untuk pecahan 1 gram tahun ini akan bergerak di kisaran Rp850.000 per gram hingga Rp900.000 per gram karena potensi pelemahan rupiah dan penguatan emas global masih terbuka luas.
AKSI BUYBACK
Namun, Suluh menilai penguatan emas saat ini juga membuat harga buyback menjadi sangat menarik. Akibatnya, semakin banyak investor yang diyakini akan melakukan aksi jual ketimbang melakukan aksi beli karena harga yang sudah sangat mahal.
Adapun, harga buyback emas Antam adalah beli kembali untuk penjual atau harga yang dipakai oleh pembeli untuk menjual emas ke gerai penjual logam mulia.
Sejalan dengan pergerakan harga emas Antam, harga buyback telah menguat 14,4 persen secara year to date. Pada perdagangan Sabtu (7/3/2020), harga emas buyback berada di posisi Rp765.000 per gram, naik Rp5.000 per gram dari perdagangan sebelumnya. Level itu pun menjadi level tertiggi harga buyback emas Antam sepanjang sejarah.
Saat ini dinilai menjadi momentum yang tepat bagi kolektor emas fisik untuk melikuidasi logam mulianya dan mengeruk keuntungan besar dari pembelian emas yang telah dikumpulkan dalam beberapa tahun terakhir, sebelum harga buyback berbalik melemah.
“Harga beli yang sudah terlalu mahal dan harga buyback yang begitu menarik akan membuat investor menjual emas, sehingga mungkin dalam jangka pendek penguatan harga emas Antam akan bergerak terbatas seiring dengan melemahnya permintaan beli emas fisik,” jelas Suluh.
Kendati rekomendasi jual untuk emas fisik, Suluh masih memberikan rekomendasi beli untuk harga emas spot global. Dia memproyeksikan emas spot dapat menyentuh level US$1.700 per troy ounce dalam bulan ini.
Pada penutupan perdagangan Jumat (6/3/2020), harga emas spot berada di posisi US$1.673,83 per troy ounce, menguat 0,1 persen atau 1,6 poin.
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak April 2020 di bursa Comex menguat 0,26 persen menjadi US$1.672,4 per troy ounce. Sepanjang tahun berjalan 2020, harga emas telah terapresiasi sebesar 18 persen.
Gelombang pemangkasan suku bunga acuan oleh beberapa bank sentral dunia kembali terjadi. Perlambatan ekonomi, tidak hanya China dan AS, diproyeksi terjadi tahun ini dan menjadi katalis sangat positif bagi emas.
“Kalau mau jual di emas fisik bisa untung, kalau beli di pasar spot. Untungnya dobel,” kata Suluh.
Terlepas dari hal itu, harga emas Antam masih di jalur kenaikan dan terus cetak rekor. Para investor pun menanti sampai mana harga emas akan menguat dan rekor apalagi yang dapat ditembus logam kuning ini. Kita lihat saja.