Bisnis.com, JAKARTA - Setelah sempat terkoreksi cukup dalam karena aksi jenuh beli oleh investor, emas kembali dilirik oleh para investor pada perdagangan kemarin, Senin (2/3/2020)
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 19.06 WIB, harga emas di pasar spot berhasil kembali ke posisi US$1.604,25 per troy ounce dan menguat 1,2 persen. Harga emas di pasar spot kemudian ditutup menguat 0,77 persen ke level US$1.597,94 per troy ounce.
Sementara itu, emas berjangka untuk kontrak April 2020 di bursa Comex bergerak menguat 2,59 persen menjadi US$1.607,2 per troy ounce.
Untuk diketahui, emas sempat kembali ke level US$1.500 per troy ounce pada perdagangan akhir pekan lalu seiring dengan aksi jual oleh investor karena harga telah menyentuh level tertingginya.
Sebelumnya, emas telah menyentuh level tertinggi di US$1.676 per troy ounce, tertinggi sejak Januari 2013. Sepanjang tahun berjalan 2020, harga emas telah bergerak menguat 5,61 persen
Analis Monex Investindo Futures Andian dalam publikasi risetnya mengatakan bahwa penguatan emas didukung oleh laporan indeks PMI manufaktur dan non-manufaktur China yang dirilis lebih rendah daripada ekspektasi pasar.
Baca Juga
Rilis itu meningkatkan kembali minat investor terhadap aset investasi aman karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global di tengah penyebaran virus corona atau covid-19 yang semakin meluas.
“Harga emas berpotensi naik menguji resisten US$1.607 per troy ounce hingga US$1.616 per troy ounce, bila kekhawatiran berlanjut dan mendukung minat pada aset aman. Sebaliknya, jika turun emas akan menguji level support US$1.560 per troy ounce,” tulis Andian dalam laporan riset yang dikutip Bisnis, Senin (2/3/2020).
Penguatan harga emas kali ini berbarengan dengan peningkatan harga instrumen lain seperti minyak, mata uang negara berkembang dan pasar saham. Aset-aset tersebut tersulut pernyataan Ketua The Federal Reserve Amerika Serikat terkait penanganan virus corona.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan akan bertindak sesuai kapasitasnya untuk mendukung ekonominya di tengah terpaan sentimen penyebaran virus corona. Pasar menilai komentar itupun sebagai sinyal adanya pemangkasan suku bunga acuan pada pertemuan The Fed 17-18 Maret 2020 mendatang.
Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp Howie Lee mengatakan bahwa dengan penyebaran virus corona secara global The Fed melihat adanya kemungkinan penurunan suku bunga untuk menjaga fase ekspansi.
“Ini akan tetap menjadi momentum kenaikan harga emas, sehingga harga masih akan tetap utuh menguat,” ujar Howie Lee seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (2/3/2020).