Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Jepang anjlok lebih dari 3 persen pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (28/2/2020), di tengah aksi jual pasar seiring dengan melonjaknya volatilitas akibat kekhawatiran wabah virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix berakhir di level 1.510,87 dengan anjlok 3,65 persen atau 57,19 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (27/2/2020), Topix berakhir di posisi 1.568,06 dengan pelemahan tajam 2,37 persen atau 38,11 poin, penurunan hari keempat berturut-turut.
Sebanyak 35 saham menguat, 2.117 saham melemah, dan 4 saham stagnan dari 2.156 saham yang diperdagangkan pada Topix.
Saham Toyota Motor Corp. dan Nippon Telegraph & Telephone Corp. yang turun 3,48 persen dan 5,81 persen masing-masing menjadi penekan utamanya.
Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 ditutup di level 21.142,96 dengan pelemahan tajam 3,67 persen atau 805,27 poin, setelah berakhir di level 21.948,23 dengan anjlok 2,13 persen pada Kamis (27/2).
Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei pada Jumat (28/2), hanya 2 saham yang mampu naik, sedangkan 223 saham lainnya melemah.
Saham Fast Retailing Co. Ltd. dan SoftBank Group Corp. yang turun 2,84 persen dan 4,31 persen masing-masing menjadi penekan utamanya.
Kepada awak media di Jenewa, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 80.000 orang di seluruh dunia tersebut berpotensi menjadi pandemi.
Kasus Virus Corona di Luar China
Sementara itu, perhatian dunia internasional semakin tertuju pada bertambahnya kasus infeksi di negara-negara di luar China. Jepang akan menutup semua sekolah mulai Senin (2/3/2020), sedangkan kasus infeksi di Korea Selatan terus menanjak hingga menembus 1.700 kasus.
“Saya tidak tahu berapa banyak lagi pasar yang akan jatuh sampai segalanya tenang. Jika sesuatu dapat menghentikan [kemerosotan] ini, mungkin adalah berita tentang vaksin atau obat-obatan yang berfungsi,” ujar Soichiro Tsutsumi, seorang trader di Warrant Japan Securities, seperti dikutip Bloomberg.
Seiring dengan perkembangan ini, Nikkei Stock Average Volatility Index yang mengukur perkiraan volatilitas pada indeks Nikkei 225 melonjak 33 persen, terbesar sejak 11 Oktober 2018.
“Lonjakan volatilitas untuk Nikkei 225 dan [indeks volatilitas] VIX menunjukkan bahwa permasalahan virus ini membuat investor sangat resah,” ujar Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co.
Sebaliknya, nilai tukar yen yang kerap diburu investor di kala dilanda kekhawatiran, menguat tajam 0,64 persen atau 0,70 poin ke level 108,89 yen per dolar AS pada pukul 13.43 WIB, apresiasi hari kedua berturut-turut.