Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Eropa Turun 3 Persen, Ikut Tren Pasar Global

Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat atau Jumat pagi (28/2/2020), Indeks Stoxx Europe 600 turun 3,75 persen menuju 389,45. Indeks FTSE 100 juga terkoreksi 3,84 persen menjadi 4.072,3.
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa cenderung mengalami pelemahan pada perdagangan Kamis (27/2/2020) seiring dengan merosotnya bursa global.

Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat atau Jumat pagi (28/2/2020), Indeks Stoxx Europe 600 turun 3,75 persen menuju 389,45. Indeks FTSE 100 juga terkoreksi 3,84 persen menjadi 4.072,3.

Dikutip dari Bloomberg, aksi jual saham di pasar global berlanjut karena investor resah dengan dampak dari virus corona. Anheuser-Busch InBev NV termasuk di antara saham yang mencatatkan kinerja terburuk di Eropa setelah perkiraan suram.

Simon Ballard, Chief Economist First Abu Dhabi Bank, dalam laporannya menuliskan dampak corona telah menyebar ke Amerika Serikat. Pelaku pasar pun terus menimbang perihal prospek global dalam beberapa bulan mendatang.

“Volatilitas yang tinggi terus berlanjut dan investor menghindari risiko,” paparnya, dikutip dari Bloomberg, Jumat (28/2/2020).

Pada Kamis (27/2/2020) waktu setempat, S&P500 jatuh 4,4 persen. Sentimen yang menekan ialah pernyataan Gubernur California yang memantau 8.400 orang terindikasi corona setelah melakukan perjalanan ke Asia. Indeks menurun sekitar 10 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

MSCI All-Country World Index juga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2019. Indeks Stoxx Europe 600 juga mengalami koreksi.

“Sekarang prospek ekonomi ke depan cenderung lesu, sehingga memngaruhi pasar saham dan obligasi,” tutur Chris Rupkey, Chief Financial Economist MUFG Union Bank.

Menurut WHO, wabah corona berpotensi menjadi pandemic dan memasuki tahap yang sangat menentukan. Di sisi lain, Bank of America memprediksi ekonomi global akan cenderung melemah.

Goldman Sachs sebelumnya memprediksi prospek pertumbuhan laba perusahaan di AS menjadi 0, alias stagnan. Arab Saudi juga menghentikan kunjungan keagamaan, yang seharusnya menarik jutaan pendatang.

Sementara itu, harga minyak global jatuh seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap penularan virus corona dan dampaknya terhadap perekonomian.

Kemarin, harga minyak WTI kontrak April 2020 turun 3,37 persen atau 1,64 poin menjadi US$47,09 per barel. Kini pada Jumat (28/2/2020) pukul 6:23 WIB, harga kembali koreksi 0,76 persen atau 0,36 poin menjadi US$46,73 per barel.

Harga minyak brent kontrak April 2020 juga ditutup melemah 2,34 persen atau 52,18 poin menjadi US$52,18 per barel. Harga menurun dalam 5 sesi beruntun.

Harga minyak telah jatuh sekitar 23 persen sepanjang 2020 karena virus corona diprediksi mengurangi permintaan bahan bakar. Di sisi lain, pasar menunggu langkah OPEC dan sekutunya untuk memotong produksi sebagai antisipasi perlambatan permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper