Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kresna Sekuritas Rekomendasi Beli Saham Sido Muncul (SIDO)

Sido Muncul juga meningkatkan penetrasi produk melalui saluran modern trade, selain dari mendigitalisasikan dan mengotomatisasikan penjualan dan distribusi general trade.
Pameran produk bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, serta produk nutrisi dan kesehatan pada CPhI South East Asia dan Hi South East Asia 2017 di Jakarta, Rabu (22/3)./JIBI-Dwi Prasetya
Pameran produk bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, serta produk nutrisi dan kesehatan pada CPhI South East Asia dan Hi South East Asia 2017 di Jakarta, Rabu (22/3)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten jamu dan farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) mendapatkan rekomendasi beli dari Kresna Sekuritas.

Setelah menunjuk Sudarmadji Sidik, mantan Direktur Pelaksana Logistik Orang Tua Group yang kini menjadi Direktur Penjualan di perseroan tersebut, Sido Muncul mulai memperluas pangsa pasarnya ke Jawa bagian timur dan Bali.

Selain itu, Sido Muncul juga meningkatkan penetrasi produk melalui saluran modern trade, selain dari mendigitalisasikan dan mengotomatisasikan penjualan dan distribusi general trade.

Pada Maret 2019, Sido Muncul memperoleh sertifikat halal, yang mensyaratkan produk untuk dijual kepada muslim di Malaysia. Oleh karena itu, menjelang akhir 2019, perseroan berhasil menembus pasar Malaysia dengan minuman energi Kuku Bima dan produk herbal Tolak Angin.

Analis Eriza Putri dan Robertus Hardy pun merekomendasikan beli untuk saham SIDO dengan target harga Rp1.460 untuk mengantisipasi pertumbuhan yang lebih kuat pada tahun ini. Hal ini mempertimbangkan fasilitas produksi baru yang kurang dimanfaatkan dan kemungkinan penetrasi produk yang lebih tinggi baik di pasar domestik dan ekspor.

Analis memproyeksikan pendapatan perseroan bisa mencapai Rp3,4 triliun sedangkan labanya naik menjadi Rp 902,3 miliar hingga akhir tahun ini.

Sekuritas mempertimbangkan nilai wajar kapitalisasi pasar sebesar Rp 21,9 triliun atau Rp 1460 per saham dengan potensi kenaikan sebesar 18,7 persen.

Target harga ini juga menyiratkan masing-masing rasio price earning 24,3/21,3 kali dan price book value 6,9/6,6 kali.

Rekomendasi ini juga menimbang risiko investasi yakni pertumbuhan pendapatan yang lebih rendah dari yang diperkirakan 10,9 persen yoy pada tahun 2020, margin laba bersih lebih rendah dari yang diperkirakan 26,5 persen pada tahun 2020 dan rasio dividen pembayaran yang lebih rendah dari yang diharapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper