Bisnis.com, JAKARTA – Emiten barang konsumsi dan perawatan tubuh, PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) berencana mengerek harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) tahun ini. Penaikan harga jual dilakukan seiring dengan kenaikan biaya pokok produksi.
Direktur Keuangan Kino Indonesia, Budi Muljono mengatakan kenaikan harga jual mempertimbangkan faktor inflasi dan juga kenaikan upah buruh. Dia tidak merinci seberapa besar kenaikan harga jual rata-rata yang akan dilakukan pada tahun ini.
Dia mengimbuhkan, harga jual akan disesuaikan bervariasi karena produk yang diproduksi produsen Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga itu juga beragam. “Persentase penyesuaian bervariasi disesuaikan juga dengan competitive nature dari segmen tersebut,” ujar Budi kepada Bisnis, Selasa (25/2/2020).
Secara umum, sepanjang 2020 KINO membidik pertumbuhan penjualan sebesar 15 persen. Budi menyebut, pertumbuhan penjualan akan ditopang pasar domestik maupun ekspor.
Untuk mengejar target tersebut, KINO bakal lebih gencar memasarkan produk-produk perseroan. Sebagaimana diketahui, KINO memproduksi beragam produk konsumsi, mulai dari makanan, minuman, hingga perawatan tubuh.
Hingga September 2019, kinerja KINO cukup cemerlang. Laporan keuangan perseroan menunjukkan, pendapatan penjualan naik 34,12 persen menjadi Rp3,48 triliun. Segmen perawatan tubuh merupakan salah satu kontributor utama pendapatan perseroan, antara lain lewat produk ‘Ovale’. Segmen ini menyumbang pendapatan sebanyak Rp1,68 triliun atau 47 persen terhadap total pendapatan KINO.
Baca Juga
Selain itu, penjualan juga ditopang oleh produk minuman sebesar Rp1,31 triliun atau setara 37 persen dari total pendapatan. Beberapa produk andalan KINO antara lain minuman larutan penyegar Cap Kaki Tiga, Cap Panda, Segar Sari, dan Snack It. Kemudian Ovale, Eskulin, Ellips, Sasha, Sleek dan Resik V.