Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah berpotensi melanjutkan koreksi pada awal pekan depan seiring dengan tekanan dari sentimen global.
Pada perdagangan Jumat (21/2/2020), rupiah ditutup terkoreksi 0,07 persen atau 10 poin menjadi Rp13.760 per dolar AS. Dalam sepekan ini, rupiah turun tipis 0,66 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan sentimen eksternal membuat mata uang rupiah tertekan. Faktor utama yang diperhatikan pasar ialah dampak ekonomi penyebaran virus corona di sejumlah negara seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.
“Dalam perdagangan Senin (24/2/2020) pagi rupiah kemungkinan masih akan melemah dampak dari data eksternal. Rentang harga di kisaran Rp13.689 – Rp13.810 per dolar AS,” paparnya dalam publikasi riset, Jumat (21/2/2020).
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 76.215 kasus dengan korban jiwa 2.247 orang. Virus ini juga sudah menyebar ke 28 negara dan menciptakan kepanikan global.
Di Daegu, kota terbesar keempat Korea Selatan, misalnya, penyebaran virus membuat warga tidak berani keluar rumah. Daegu adalah salah satu kota manufaktur yang penting di mana terdapat banyak industri tekstil, logam, sampai dengan mesin.
Baca Juga
Saat ini, industri-industri tersebut tidak berfungsi atau menganggur. Tidak hanya rantai pasok yang terganggu, tetapi ada ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Di Jepang, angka pembacaan awal Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur periode Februari 2020 adalah 47,6, atau terendah sejak akhir 2012. Survei menunjukkan bahwa dampak penyebaran virus Corona sudah dirasakan oleh Jepang, terutama dari jalur pariwisata
Dari dalam negeri, dampak virus corona juga pasti dirasakan oleh Indonesia. Berdasarkan kajian Bank Indonesia (BI), potensi kehilangan devisa dari pariwisata mencapai US$ 1,3 miliar.
Di bidang sisi logistik, dampak di sisi ekspor adalah US$0,7 miliar dan impor US$0,7 miliar. Kemudian ada dampak penundaan investasi, khususnya dari China, yang diperkirakan senilai US$ 0,4 miliar.
Angka-angka tersebut membuat Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020. dari 5,1 persen – 5,5 persen menjadi 5 persen –5,4 persen.
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 112 poin atau 0,81 persen ke level Rp13.872 per dolar AS pada akhir perdagangan.
Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,3 poin atau 0,3 persen ke level 99,562 pada pukul 15.53 WIB.
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 133 poin atau 0,97 persen ke level Rp13.893 per dolar AS menjelang akhir perdagangan.
Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,289 poin atau 0,29 persen ke level 99,551 pada pukul 15.21 WIB.
Nilai tukar rupiah terpantau bertahan di level Rp13.888 per dolar AS dengan pelemahan tajam 128 poin atau 0,93 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,32 persen atau 0,322 poin ke posisi 99,584 pukul 13.21 WIB.
Nilai tukar rupiah terpantau masih melemah tajam 128 poin atau 0,93 persen ke level Rp13.888 per dolar AS, saat indeks dolar AS menguat 0,31 persen atau 0,303 poin ke posisi 99,565 pukul 11.50 WIB.
Nilai tukar rupiah melemah tajam 128 poin atau 0,93 persen ke level Rp13.888 per dolar AS, saat indeks dolar AS menguat 0,29 persen atau 0,292 poin ke posisi 99,554.
Nilai tukar rupiah melemah tajam 128 poin atau 0,93 persen ke level Rp13.888 per dolar AS, saat indeks dolar AS menguat 0,29 persen atau 0,292 poin ke posisi 99,554.
Nilai tukar rupiah merosot 125 poin atau 0,91 persen ke level Rp13.885 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik 0,23 persen atau 0,227 poin ke posisi 99,489.
Nilai tukar rupiah melemah 93 poin atau 0,68 persen ke level Rp13.853 per dolar AS, saat indeks dolar AS naik 0,25 persen atau 0,244 poin ke posisi 99,506.