Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Indosat (ISAT) Diangkat Penjualan Menara, Bagaimana Sahamnya?

Perseroan membukukan laba bersih Rp1,57 triliun pada 2019, berbalik dari rugi bersih Rp2,4 triliun pada 2018. Nilai itu juga melampaui konsensus analis yang memerkirakan rugi bersih pada 2019 mencapai Rp1,3 triliun.
GEDUNG INDOSAT. Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG INDOSAT. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) berhasil membukukan laba bersih pada 2019 senilai Rp1,57 triliun. Angka itu berbalik dari rugi bersih pada 2018 sebesar Rp2,4 triliun.

Dalam laporan keuangan 2019 yang dirilis Senin (24/2/2020), manajemen ISAT menyebutkan raihan pendapatan Rp26,12 triliun, naik 12,87 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp23,14 triliun. Raihan pendapatan itu juga di atas perkiraaan konsensus analis Bloomberg sebesar Rp25,21 triliun.

Dari pos laba, perseroan membukukan laba bersih Rp1,57 triliun pada 2019, berbalik dari rugi bersih Rp2,4 triliun pada 2018. Nilai itu juga melampaui konsensus analis yang memerkirakan rugi bersih pada 2019 mencapai Rp1,3 triliun.

Di samping kenaikan pendapatan, ada sejumlah poin yang mendongkrak laba ISAT. Di antaranya ialah pos keuntungan bersih dari jual dan sewa balik menara senilai Rp2,57 triliun dam keuntungan bersih atas penerimaan aset Rp534,69 miliar. Padahal, pada 2018 kedua pos itu tidak ada.

Dalam keterbukaan informasi, pada 21 November 2019 terdapat proyeksi kinerja ISAT pada 2019 sebelum dan setelah melakukan penjualan menara.

Pascapenjualan menara, penilai independen Martokoesoemo, Pakpahan dan Rekan, menuliskan proyeksi kinerja operator berwarna kuning dari sisi laba bersih.

Sebelum melakukan penjualan menara, ISAT diproyeksi menanggung rugi Rp320 miliar dan berubah menjadi laba sebesar Rp2,11 triliun.

Selain itu, liabilitas jangka panjang juga mengalami penurunan setelah pelepasan menara dilakukan. ISAT memiliki liabilitas jangka panjang sebesar Rp22,49 triliun atau turun 15,9 persen dari proyeksi sebelum menjual menara yakni Rp26,73 triliun.

Adapun, kontributor terbesar berasal dari utang jangka panjang sebesar Rp12,13 triliun atau turun 33,48% dari Rp18,23 triliun dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya.

Kas dari kegiatan investasi pun naik dobel digit. Setelah perusahaan menjual menaranya, perusahaan diproyeksi memiliki kas dari kegiatan investasi sebesar Rp21,66 triliun atau naik 40,44 persen dari semula Rp15,42 triliun.

Seperti diketahui, ISAT telah menetapkan PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) sebagai pemenang 2.100 menara.

Lalu, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo yang merupakan anak usaha PT Sarana Menara Telekomunikasi Tbk. (TOWR) sebagai pemenang 1.000 menara. Dari transaksi tersebut, harga yang disepakati sebesar Rp6,3 triliun untuk total 3.100 menara.

Sementara itu, pada perdagangan Senin (24/2/2020) sampai dengan pukul 14:45 WIB, saham ISAT bergerak di rentang Rp2.160—Rp2.280. Harga bertengger di level Rp2.200, atau sama seperti perdagangan sebelumnya.

Dikutip dari Bloomberg, Analis Danareksa Sekuritas Niko Margaronis pada hari ini memperbarui rekomendasinya terhadap saham ISAT menjadi beli dengan target harga Rp4.200.

Sementara itu, pada 20 Februari 2020, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia David Arie Hartono merekomendasikan jual terhadap saham ISAT dengan target harga Rp1.700.

Termasuk 2 analis tersebut, secara total ada 5 sekuritas atau analis yang memperbarui pandangannya terhadap saham ISAT pada Februari 2020. Sejumlah 4 di antaranya merekomendasikan beli dengan kisaran target harga Rp2.950—Rp4.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper