Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Peringatan Apple, Bursa Eropa Meluncur

Pergerakan bursa Eropa ditutup melemah pada perdagangan Selasa (18/2/20202), setelah Apple menyampaikan peringatan bahwa target pendapatan kuartalannya berisiko meleset di tengah wabah virus corona (Covid-19).
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt./ Alex Kraus - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa Eropa ditutup melemah pada perdagangan Selasa (18/2/20202), setelah Apple menyampaikan peringatan bahwa target pendapatan kuartalannya berisiko meleset di tengah wabah virus corona (Covid-19).

Pergerakan indeks Stoxx Europe 600, yang mewakili saham perusahaan-perusahaan di 17 negara kawasan Eropa, berakhir terkoreksi 0,38 persen di level 430,33 setelah dibuka dengan pelemahan 0,33 persen atau 1,44 poin di level 430,54.

Di antara indeks saham penekannya, indeks CAC 40 Prancis turun 0,48 persen, indeks DAX Jerman melorot 0,75 persen, dan indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,69 persen.

Peringatan Apple tentang gangguan produksi dan penjualan karena epidemi itu meredam optimisme investor bahwa dampak ekonomi dari virus mematikan itu akan terbatas.

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut pada Senin (17/2/2020) menyatakan bahwa pasokan iPhone, yang menghasilkan sebagian besar pendapatan Apple, untuk sementara ini dibatasi karena produksi meningkat lebih lambat daripada yang diantisipasi.

“Aktivitas kerja mulai kembali di seluruh negeri, tetapi kami mengalami proses kembali yang lebih lambat ke kondisi normal daripada yang kami perkirakan,” terang perusahaan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Bloomberg.

Selain itu, permintaan untuk iPhone telah berkurang karena toko-toko di China ditutup ataupun beroperasi dengan jam kerja yang berkurang dan sedikit pelanggan.

Apple telah memproyeksikan pendapatan senilai US$63 miliar hingga US$67 miliar untuk kuartal kedua tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2020. Adapun rata-rata analis memperkirakan pendapatan senilai US$65,23 miliar, menurut data yang dihimpun Bloomberg.

Ketika mengumumkan targetnya itu pada Januari, Apple mengatakan bahwa mereka mengantisipasi pembukaan kembali pabrik-pabrik mulai 10 Februari.

Namun proses itu berjalan lambat karena pekerja-pekerja pabrik dan mitra-mitra manufaktur berupaya membendung virus, yang hingga kini telah merenggut lebih dari 1.800 nyawa di China, itu menyebar lebih jauh.

“Yang cukup memprihatinkan adalah bahwa peringatan itu tidak hanya didorong oleh masalah pasokan, tetapi juga oleh permintaan yang jauh lebih serius," kata Alberto Tocchio, kepala investasi di Colombo Wealth SA.

“Kita sekarang dapat menantikan sejumlah data makro yang lemah dan serangkaian peringatan di pasar karena proyeksi kuartal pertama mungkin perlu direvisi lebih rendah," lanjutnya.

Saham HSBC Holdings Plc. mencatat pelemahan terbesar pada indeks Stoxx sebesar 6,57 persen, disusul saham Renault SA dan Vifor Pharma AG yang melemah 6,31 persen dan 5,53 persen masing-masing.

Saham HSBC membukukan penurunan terbesar sejak 2009 setelah menyatakan akan memangkas jumlah pekerjanya sebagai bagian dari upaya restrukturisasi.

Sementara itu, saham pemasok Apple seperti Dialog Semiconductor Plc. dan AMS AG turut menjadi penekan terbesar atas pelemahan Stoxx.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper