Bisnis.com, JAKARTA – Meski penjualan semen di pasar domestik mengalami penurunan pada Januari, emiten di sektor ini diprediksi masih akan meraup cuan seiring dengan potensi membaiknya daya serap pasar dalam jangka panjang.
Analis PT Kresna Sekuritas Andreas Kristo Saragih mengatakan bahwa penurunan pada bulan lalu lebih banyak disebabkan oleh tingginya curah hujan pada periode itu. Namun, dia masih optimistis konsumsi semen pada 2020 akan membaik.
“Kami masih optimistis terhadap konsumsi semen pada tahun ini, kami memperkirakan konsumsi semen akan tumbuh sampai dengan 4 persen secara tahunan. Yang mendorong pertumbuhan, kami perkirakan masih dari sektor konstruksi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (19/2/2020).
Dia bertutur dorongan permintaan dari sektor konstruksi akan muncul seiring dengan pelaksanaan pembangunan proyek-proyek yang tertunda ke tahun ini. Sektor infrastruktur dan konstruksi diperkirakan berkontribusi sekitar 50 persen terhadap total konsumsi semen domestik.
Di sisi lain, dia mengatakan bahwa peluang pasar dari luar negeri juga masih cukup baik. Pertumbuhan sebesar 40 persen pada Januari, menurutnya bisa lebih tinggi lagi apabila tidak ada pengaruh negatif dari wabah virus corona.
Dari emiten semen yang berada dalam coverage-nya, Kristo menjagokan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. sebagai top picks. Menurutnya, emiten berkode saham INTP memiliki potensi kenaikan profitabilitas yang cukup menjanjikan.
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa persaingan harga di industri semen mulai mereda dibandingkan tahun-tahun sebelum saat banyak pesaing baru masuk ke pasar. Dengan kondisi ini, INTP mulai dapat kembali mengerek harga untuk mendulang cuan lebih besar.
“Karena ada pemain baru jadi terjadi price war, akibatnya profitabilitas pemain lama seperti SMGR [PT Semen Indonesia Tbk.] dan INTP tergerus. Sekarang, price war sudah lebih soft, jadi INTP bisa menaikkan kembali harga jual, dan profitabilitasnya kembali meningkat,” jelasnya.
Kristo menambahkan, INTP juga dinilai lebih unggul dibandingkan emiten semen lain karena memiliki posisi kas yang kuat. Selain itu perseroan dinilai memiliki neraca keuangan yang baik karena tak memiliki utang, sehingga dapat lebih leluasa dalam melancarkan berbagai alternatif strategi.
Dia merekomendasikan beli untuk INTP dengan target harga Rp25.700 per saham. Dia memproyeksikan total pendapatan perseroan pada tahun ini bakal mencapai Rp17,15 triliun. Adapun, laba bersih diperkirakan mencapai Rp1,75 triliun.
Saham SMGR juga dinilai layak dikoleksi oleh para investor. Dia menetapkan target harga sebesar Rp14.000 per saham. Emiten semen pelat merah ini diperkirakan akan mencatat pendapatan sebesar Rp40,72 triliun dan laba bersih Rp2,72 triliun.