Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Kospi Korea Selatan berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (18/2/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 2.208,88 dengan pelemahan 1,48 persen atau 33,29 poin dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Senin (17/2/2020), Kospi berakhir di posisi 2.242,17 dengan pelemahan 0,06 persen atau 1,42 poin.
Dari 792 saham yang diperdagangkan pada Selasa (18/2), sebanyak 141 saham menguat, 493 saham melemah, dan 58 saham stagnan.
Dilansir dari Bloomberg, pelemahan saham-saham pemasok bahan baku Apple dari Korea melemah setelah produsen iPhone tersebut mengatakan penjualan triwulanan tahun ini akan meleset dari prediksi karena pukulan wabah virus corona.
Saham Samsung Electronics Co menjadi penekan utama terhadap indeks Kospi dengan pelemahan 2,8 persen, disusul saham SK Hynix yang ditutup melemah 2,86 persen, dan LG Innotek turun 4,5 persen.
Menurut catatan NH Investment Securities, dalam jangka pendek, pemasok Korea mungkin menghadapi koreksi, tetapi tidak akan berlangsung lama setelah Apple mengatakan telah melanjutkan operasi di semua pabrik di China dan diharapkan untuk memulai kembali produksi penuh dan penjualan di China pada kuartal I/2020.
“Penghasilan pemasok Korea diperkirakan melemah sebanyak 20 persen karena Apple,” ungkap NH Securities, seperti dikutip Bloomberg.
Sejalan dengan indeks Kospi, nilai tukar won Korea Selatan ditutup melemah 0,47 persen atau 5,58 poin di level 1.189,48 won per dolar AS, pelemahan hari keempat berturut-turut.
"Terlepas dari berkurangnya permintaan di China dan pengaruhnya terhadap pariwisata di kawasan ini, risiko gangguan rantai pasokan tetap tinggi," kata Mayank Mishra, analis makro dan valas global di Standard Chartered Bank SG.
Sementara itu, Menteri Keuangan Korsel Hong Nam-ki mengatakan pemerintah Korea Selatan akan merilis lebih banyak stimulus ekonomi pekan ini untuk membantu menstabilkan kenaikan harga properti di beberapa daerah.
Selain itu, pemerintah juga akan mengumumkan sejumlah kebijakan pekan ini untuk membantu eksportir di tengah dampak wabah virus corona.