Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham global menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (6/2/2020), didorong optimisme bahwa ekonomi global akan mampu melalui dampak wabah virus corona (coronavirus).
Sentimen untuk pasar saham global juga mendapat dorongan dari rencana China untuk memangkas tarif impor Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, kontrak berjangka Euro Stoxx 50 menguat 0,6 persen pada pukul 7.07 pagi waktu London (pukul 14.07 WIB) dan indeks futures S&P 500 naik 0,4 persen setelah indeks saham acuannya naik tajam 1,1 persen pada perdagangan Rabu (5/2/2020).
Pada saat yang sama, indeks MSCI Asia Pacific dan Shanghai Composite China sama-sama menanjak 1,7 persen, indeks Topix Jepang berakhir melesat 2,1 persen, dan Hang Seng Hong Kong melonjak 2,4 persen.
Dilansir dari Bloomberg, indeks saham global MSCI bergerak menuju reli kenaikan hari keempat berturut-turut, dengan sejumlah indeks saham acuan di Asia termasuk Jepang, Hong Kong dan Korea Selatan naik lebih dari 2 persen masing-masing.
Sementara itu, nilai tukar yuan China memperpanjang penguatannya setelah China menyatakan akan menurunkan tarif pada barang-barang senilai US$75 miliar asal AS pekan depan.
Baca Juga
Dalam pernyataan pada Kamis (6/2/2020), Kementerian Keuangan China mengatakan pengurangan tarif akan berlaku mulai pukul 01.01 pada 14 Februari waktu Beijing, waktu yang sama dengan pemangkasan tarif AS untuk produk-produk Cina.
Tarif China untuk barang-barang impor AS yang mulai berlaku 1 September tahun lalu akan diturunkan, dengan tarif sejumlah barang dipangkas menjadi 5 persen dari 10 persen, dan yang lain menjadi 2,5 persen dari 5 persen.
Sentimen untuk investor menguat pada Rabu (5/2) menyusul serangkaian laporan tentang kemungkinan adanya vaksin untuk virus corona jenis baru tersebut, meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan belum ada terapi yang terbukti.
Di sisi lain, reli terbaru saham global ini mendorong sebagian analis termasuk ahli strategi Citigroup Inc., memperingatkan tentang tanda-tanda kepuasan di pasar mengingat bahwa dampak sesungguhnya dari virus yang mematikan itu masih belum jelas.
Analis lainnya menyodorkan dukungan dari para pembuat kebijakan dan indikator baru-baru ini yang menunjukkan arah pertumbuhan solid sebelum virus corona menyerang.
Sebuah laporan swasta yang dirilis Rabu (5/2) menunjukkan payroll perusahaan-perusahaan AS melonjak lebih dari perkiraan pada Januari 2020.
“Perusahaan-perusahaan akan terus berjuang dalam jangka pendek dengan gangguan-gangguan dan melupakan bisnis karena virus itu,” kata Joe Zidle, kepala strategi investasi di Blackstone Group Inc.
“Namun, langkah China dalam beberapa hari terakhir untuk membuka kembali pasar dan menyuntikkan stimulus memberi investor global tingkat kepercayaan bahwa pembuat kebijakan China setidaknya telah mengambil skenario terburuk yang mungkin terjadi,” tambahnya.