Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham global bergerak variatif pada perdagangan sore ini, Rabu (5/2/2020), setelah mampu bangkit menguat pada perdagangan sehari sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 dan indeks futures S&P 500 sama-sama terkoreksi 0,1 persen pada pukul 8.18 pagi waktu London (pukul 15.18 WIB).
Pada saat yang sama, indeks MSCI Asia Pacific menguat 0,6 persen dan indeks Shanghai Composite China menanjak 1,3 persen.
Dilansir dari Bloomberg, bursa saham Eropa bergerak ke posisi lebih rendah bersama dengan indeks futures AS setelah mampu bangkit dari pelemahannya dan naik tajam pada perdagangan Selasa (4/2/2020) seiring dengan upaya China untuk membendung wabah virus corona.
Meski demikian, bursa saham Asia pada umumnya mampu memperpanjang kenaikan saat investor mencermati perkembangan soal laporan laba korporasi dan kabar virus corona (coronavirus) yang mewabah di China.
Sementara itu, obligasi Treasury AS meningkat di seluruh kurva imbal hasil dan dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama setelah bank-bank sentral semakin mengisyaratkan kesediaan untuk mengambil tindakan jika wabah virus tersebut melemahkan permintaan konsumen, inflasi, dan pasar keuangan.
Sebaliknya, nilai tukar baht Thailand melemah setelah para pembuat kebijakan bank sentral negara ini memangkas suku bunganya. Nilai tukar dolar Singapura ikut melemah setelah bank sentral kota itu mengatakan adanya ruang untuk pelonggaran kebijakan.
Di sisi lain, saham Tesla Inc. terus menanjak menyusul rilis laporan laba kuartalannya. Penguatan saham Tesla turut mengangkat beberapa perusahaan terkait di Asia.
Setelah ledakan optimisme pada awal pekan ini, investor mencermati kabar-kabar terbaru tentang jumlah korban virus dan peringatan perusahaan tentang dampaknya.
Total korban jiwa akibat wabah virus corona telah mencapai lebih dari 490 orang di China dan lebih dari 23.000 orang terinfeksi hingga 4 Februari 2020 sejak kasusnya pertama kali dilaporkan pada Desember 2019.
Maskapai United Airlines dan American Airlines menghentikan sementara penerbangan ke Hong Kong karena penurunan permintaan.