Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran 5 persen diperkirakan akan menjadi sentimen utama yang akan mengerek kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah pada Kamis (6/2/2020).
Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, di tengah sejumlah ketidakpastian perekonomian global yang mempengaruhi domestik, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen.
Kendati angka tersebut dibawah target asumsi APBN 2019, pencapaian ini masih lebih baik dibanding pertumbuhan ekonomi di negara kawasan Asia Tenggara.
"Hal ini akan menumbuhkan sentimen positif bagi pasar uang," katanya dikutip dari keterangan pers pada Kamis (6/2/2020).
Ia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi dinilai sesuai dengan ekspektasi, sehingga tidak ada reaksi yang berlebihan dari pasar.
Bahkan pada penutupan perdagangan kemarin, ia melihat pergerakan bargain hunting dari investor yang menilai pencapaian ini cukup positif dibanding negara lainnya di Asia Tenggara, meskipun masih ada sentimen negatif secara geopolitik.
Baca Juga
Aksi beli investor asing ini diimbangi dengan aksi wait and see dari investor lokal yang masih fokus terhadap isu domestik di pasar keuangan dan penantian terhadap laporan keuangan 2019.
Oleh karena itu, tren IHSG dan rupiah diperkirakan akan positif meskipun masih bergerak terbatas.
"Bahkan ada kecenderungan sentimen positif perlahan mulai mengalahkan sentimen negatif baik akibat isu-isu domestik maupun tekanan dari global," paparnya.
Dengan sentimen positif tersebut, Bahana memperkirakan indeks akan berada pada kisaran 5.970 – 6.015 pada hari ini. Adapun, nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada pada kisaran Rp13.600 – Rp13.750 per dolar AS.