Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dianggap Janggal, Bursa Suspensi Saham Hotel Mandarin (HOME)

HOME berniat mengakuisisi perusahaan yang belum diketahui pengalamannya mengerjakan proyek properti.
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (29/1/2020). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan atau suspensi saham PT Hotel Mandarine Regency Tbk. di seluruh pasar sejak sesi pertama perdagangan, Senin (3/2).

Dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Senin (3/2/2020), transaksi saham emiten perhotelan tersebut dianggap tidak wajar sehingga untuk menjaga perdagangan efek yang teratur dan efisien, bursa sepakat melakukan penghentian sementara.

Berdasarkan data Bloomberg, laju saham HOME terlihat statis ejak 5 November 2019 lalu di level Rp50.  Adapun, perseroan sempat menyentuh level Rp80 pada 31 Oktober 2019, sebelum akhirnya terjun 30 poin atau 37,5 persen.

Bursa juga menghentikan transaksi saham perseroan setelah mendapatkan permintaan penjelasan per tanggal 28 Januari 2020, berdasarkan hasil dengar pendapat antara perseroan dan bursa pada 16 Januari 2020. 

Berdasarkan keterangan surat penjelasannya, HOME menyatakan bahwa pemegang saham pengendali perseroan hingga akhir Desember 2019 adalah PT Yuanta Securities Indonesia sebesar 9.573 persen sedang sisanya adalah pemegang saham publik di bawah 5 persen. 

Hal yang menarik, Bursa Efek Indonesia mempertanyakan penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas (PUT) II. Manajemen HOME menjawab, perubahan rencana penggunaan dana PUT II dilakukan seiring perkembangan atau opsi baru untuk pengembangan mini satellite city di Bekasi dengan luas lahan sekitar 200 hektare.

Untuk itu, HOME melakukan penyertaan modal kepada TIS karena perusahaan tersebut dapat melakukan pengadaan lahan untuk mendukung rencana proyek. Hal ini juga yang menjadi alasan untuk meyakinkan para pemangku kepentingan bahwa akuisisi TIS bisa memberikan nilai tambah bagi HOME.

Sebelumnya HOME dan TIS sudah meneken perjanjian mengenai transaksi uang muka investasi sebesar Rp2,18 triliun pada 15 Juli 2019. HOME menggunakan dana PUT II sebesar Rp1,8 triliun dan pinjaman dari Bank Mayapada untuk menunaikan perjanjian dengan TIS. 

Manajemen HOME tidak mengetahui secara pasti proyek apa saja yang sudah dikerjakan oleh TIS. Namun, manajemen menyebut pemilihan TIS sebagai calon perusahaan yang akan diakuisisi ditentukan pemilik perseroan. Manajemen menyebut, tidak ada hubungan afiliasi antara perseroan dengan PT TIS.

Hingga 20 Januari 2020, proses akuisisi tersebut secara notarial belum dapat dijalankan. HOME mengaku akan secepatnya merampungkan proses akuisisi TIS. Perseroan juga belum melakukan proses uji tuntas atau due diligence sampai 20 Januari 2020 dan lebih fokus pada penyelesaian akuisisi TIS.

Selanjutnya untuk diketahui, penghentian perdagangan ini dirujuk pada Surat OJK Nomor: SR-5/PM.2/2020 tanggal 29 Januari 2020 lalu perihal Penghentian Sementara Perdagangan Saham PT Hotel Mandarine Regency Tbk.

Pembukaan suspensi atas HOME hanya dapat dipertimbangkan jika perseroan memenuhi kewajibannya kepada bursa, dan pihak otoritas memerintahkan pembukaan suspensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper