Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Berbalik Melemah, Setelah Menguat 3 Hari Berturut-turut

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan rupiah terjadi dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona yang dapat melemahkan pertumbuhan ekonomi China.
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah berbalik melemah pada penutupan perdagangan Senin (27/1/2020) setelah berhasil menguat signifikan dalam tiga perdagangan berturut-turut.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan rupiah terjadi dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona yang dapat melemahkan pertumbuhan ekonomi China.

“Ada kekhawatiran bahwa sektor pariwisata dan tingkat konsumsi China bisa tertekan jika virus menyebar lebih jauh, dan itu akan mencegah investor untuk mengambil risiko yang berlebihan,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (27/1/2020).

Rupiah ditutup di level Rp13.615 per dolar AS, melemah 0,235% atau 33 poin. Kendati demikian, sepanjang tahun berjalan 2020 rupiah masih memimpin kinerja penguatan mata uang Asia dengan bergerak naik 1,844% terhadap greenback, mengalahkan ringgit dan yuan.

Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat tipis 0,06% menjadi 97,909.

Ibrahim mengatakan bahwa meski melemah, sesungguhnya rupiah masih ditopang beberapa katalis positif. Lembaga pemeringkat, Fitch Rating, dalam keterangan resmi terbarunya masih mempertahankan peringkat utang Indonesia di level “BBB” dengan outlook stabil.

Faktor yang mendukung salah satunya adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah. Sentimen tersebut lah yang membuat rupiah bertahan dan tidak terdepresiasi cukup dalam.

Ibrahim memprediksi rupiah masih bergerak cenderung melemah pada perdagangan Selasa (28/1/2020) di kisaran Rp13.564 per dolar AS hingga Rp13.680 per dolar AS.

Di sisi lain, Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi melalui perdagangan DNDF.

Direktur Eksekutif Manajemen Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan bahwa bank sentral melihat adanya peningkatan tekanan di pasar obligasi, seiring dengan kekhawatiran pasar tentang virus corona yang memicu sentimen hindar risiko secara global.

“Bank Indonesia menawarkan DNDF untuk jangka waktu satu bulan melalui delapan broker dan intervensi di pasar obligasi,” ujar Nanang seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (27/1/2020).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper