Bisnis.com, JAKARTA – Analis meyakini aksi balasan Iran terhadap AS yang berpotensi dapat menyulut perang antara kedua negara tersebut di Timur Tengah tidak akan berdampak pada pasokan minyak dunia.
Wakil Presiden Konsultasi Energi IHS Markit Singapura Victor Shum mengatakan bahwa dengan melihat kenyataan serangan tampak hanya ditujukan pada instalasi militer di Irak, pasokan minyak dinilai tidak akan terganggu.
Apalagi, hingga saat ini belum terdapat laporan bahwa adanya gangguan pasokan minyak dunia akibat ketegangan di Timur Tengah.
Setelah aksi balasan Iran tersebut, pasar khawatir bahwa meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, tempat separuh pasokan minyak dunia berada, akan memberikan tekanan sehingga dunia akan kekurangan pasokan minyak.
“Jadi tidak ada dampak langsung pada pasokan minyak tetapi risiko telah meningkat dan pasar minyak sedang dalam mode wait and see apakah perang ini akan meningkat lebih lanjut,” ujar Shum seperti dikutip dari Reuters, Rabu (8/1/2020).
Sebagai informasi, Iran menembakkan serangan udara ke Irak pada Rabu (8/1/2020) pagi waktu Baghdad ke markas pasukan militer AS dan Irak beberapa jam setelah pemakaman Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds elit Iran itu tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS pada 3 Januari.
Iran menembakkan lebih dari 12 rudal balistik dari wilayah Iran terhadap setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel koalisi yang dipimpin AS.
Di sisi lain, Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazrouei berharap tidak akan ada eskalasi ketegangan lebih lanjut di kawasan Timur Tengah pasca Iran menyerang fasilitas militer AS. Dia juga mengharapkan dunia tidak kekurangan pasokan minyak karena tidak adanya eskalasi penyeberan konflik setelah serangan tersebut.
“Pasar minyak dipasok dengan baik sekarang, kami tidak memperkirakan kekurangan pasokan kecuali ada peningkatan bencana yang tidak kami lihat,” kata dia seperti dikutip dari Reuters.