Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengurungkan rencana menerbitkan global sukuk dan instrumen keuangan lainnya dengan nilai mencapai US$900 juta.
Dana yang setara dengan Rp12,6 triliun [kurs Rp14.000 per dolar AS] itu sedianya bakal digunakan untuk pembiayaan kembali utang perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (31/12/2019), Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal menyatakan pembatalan dilakukan lantaran belum tersedianya laporan keuangan limited review atau laporan keuangan audit hingga tanggal pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 22 Januari 2020.
Persyaratan tersebut tercantum dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)-Lembaga Keuangan (LK) Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.
"Pembatalan transaksi material pendanaan perseroan sehubungan dengan rencana penerbitan global sukuk dan/atau instrumen keuangan lainnya dengan jumlah maksimum sebesar US$900 juta yang bertujuan untuk pelaksanaan refinancing utang perseroan," ujarnya.
Menurut Fuad, saat ini maskapai nasional itu masih terus berupaya mencari alternatif sumber pendanaan lainnya agar upaya refinancing utang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun tetap terpenuhi.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, menilik laporan keuangan 2018, nilai utang perusahaan pelat merah itu yang akan jatuh tempo dalam satu tahun sebesar US$1,63 juta.
Garuda Indonesia diketahui telah menyiapkan tiga skema pencarian dana dengan total nilai transaksi maksimal US$900 juta. Skema itu yakni penerbitan global sukuk, pendanaan private placement obligasi, dan Peer-to-Peer (P2P) lending.
Untuk rencana penerbitan global sukuk rencananya dilakukan dengan nilai maksimal US$750 juta dan akan jatuh tempo paling lama pada 2024.
Kemudian, pendanaan private placement obligasi dalam bentuk mata uang dolar AS dengan nilai maksimal US$750 juta dan akan jatuh tempo pada 2024. Adapun tempo pembayaran bunga setiap 3 bulan atau 6 bulan.
Sementara itu, pinjaman dari P2P lending rencananya akan dilakukan dengan nilai maksimal US$500 juta. Tingkat suku bunga masih dinegosiasikan dan tempo pembayaran bunga dibayarkan setiap 3 bulan.