Bisnis.com, BATAM - PT Pelita Samudera Shipping Tbk. mendatangkan 1 unit kapal induk (mother vessel) baru yang dibeli perseroan pada tahun ini.
Penambahan armada baru tersebut ditandai dengan acara serah terima kapal MV Dewi Gandawati yang dilakukan di Batam pada Kamis (19/12/2019) yang dilakukan manajemen perseroan dan PT Mitra Pelayaran Nusantara sebagai penyewa kapal.
Sekretaris Perusahaan Pelita Samudera Shipping Imelda Agustina Kiagoes menjelaskan bahwa kapal tersebut merupakan armada berjenis MV keenam yang dibeli perseroan pada tahun ini.
Kapal berkapasitas angkut sebesar 28.000 dwt (deadweight ton) tersebut dibeli dengan harga US$7,5 juta dari Convivial Navigation Co. Pte. Ltd., perusahaan asal Singapura dengan ketentuan pembayaran adalah 20% akan dibayar tunai, 80% dibayar dengan saham perseroan.
“Kapal ini akan digunakan untuk kontrak time charter pengangkutan batu bara dan besi selama 2 tahun + 1 tahun dengan PT Mitra Pelayaran Nusantara,” katanya di Batam, Kamis (19/12/2019).
Baca Juga
Manajemen PT Pelita Samudera Shipping Tbk. saat melakukan acara handover mother vessel Dewi Gandawati di Batam, Kamis (19/12/2019)./Bisnis-Muhammad Ridwan
Dengan demikian, per November 2019, emiten berkode saham PSSI tersebut mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 27% menjadi US$140,1 juta.
Sepanjang 11 bulan tahun ini perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan 20% yang dikontribusikan oleh pengangkutan kapal tunda dan tongkang (TNB) sebesar 47%, fasilitas muatan apung (FLF) sebesar 31% dan kapal kargo curah (MV) sebesar 22%.
Pertumbuhan pendapatan sewa berjangka naik 281% untuk semua segmen. Dari situ perseroan mencatatkan peningkatan laba kotor sebesar 24%.
“Target pertumbuhan pendapatan pada 2019 sebesar 20%—25% dan laba bersih 15%—20%,” ujarnya.
Lebih lanjut, Imelda mengungkapkan bahwa aset-aset armada baru yang dibeli pada 2019 akan beroperasi penuh pada 2020. Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan organik berkisar 20%—25% pada tahun depan, dengan target pendapatan sewa berjangka meningkat di atas 100%.
Sementara itu, dengan strategi optimalisasi aset, dan proyeksi peningkatan konsumsi batu bara domestik dengan selesainya proyek pembangkit listrik, serta kondisi ekonomi domestik dan situasi politik yang lebih stabil, perseroan menargetkan pertumbuhan laba bersih 15% dari tahun ini.
Selain itu, untuk mendukung strategi perseroan tersebut, pada tahun depan PSSI bakal menggelontorkan capital expenditure US$30 juta untuk pembelian beberapa set tug and boat, floating crane, hingga MV.
“Masih banyak kontrak-kontrak pengangkutan yang potensial pada tahun depan,” tuturnya.