Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulan Ini, Indeks Pertambangan Menghijau Terdongkrak ADRO, INCO, MEDC

Berdasarkan data Bloomberg, sejak 2 Desember hingga akhir sesi I perdagangan Selasa (17/12/2019), indeks Jakmine menguat 5,75%.
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pada Desember 2019, indeks sektor pertambangan (Jakmine) bergerak menanjak sejalan dengan penguatan saham-saham emiten sektor pertambangan batu bara.

Berdasarkan data Bloomberg, sejak 2 Desember hingga akhir sesi I perdagangan Selasa (17/12/2019), indeks Jakmine menguat 5,75%. Penguatan itu terjadi pada saat indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 1,13% dan harga batu bara di bursa Newcastle turun 3,84% ke level US$67,15 per ton.

Apabila ditelisik, ada lima saham emiten tambang yang mendorong penguatan (top leaders) indeks Jakmine. Mereka ialah, saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) yang menguat 28,46%, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) 20%, PT Medco Energi International Tbk. (MEDC) 30,28%, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) 13,33%, dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) 8,68%.

Kendati demikian, indeks Jakmine masih terpuruk sepanjang tahun berjalan 2019. Jakmine telah turun 14,1% sejak awal tahun hingga akhir perdagangan Senin (16/12/2019).

Sentimen dari prospek harga komoditas pertambangan menjadi salah satu faktor yang menggerakkan laju Jakmine.

Dalam risetnya, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan menuturkan komoditas batu bara dan nikel berpotensi mengalami penguatan harga. Menurutnya, harga batu bara global terdorong oleh naiknya konsumsi di enam PLTU utama China.

Katalis positif bagi harga nikel juga berasal dari potensi kenaikan permintaan sejalan dengan pertumbuhan industri China pada November 2019. Namun, laju harga nikel dibayangi risiko dari sisi pasokan.

"Kami melihat harga minyak WTI minggu ini berpotensi melunak karena katalis yang mix dan reli yang signifikan beberapa hari lalu," tulisnya dalam riset, Selasa (17/12/2019).

Andy menambahkan prospek kilau harga emas cenderung memudar karena suku bunga flat the Fed untuk November. Secara keseluruhan, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa harga emas global akan diperdagangkan kedua belah pihak, terutama mengikuti indikator daya beli AS yang akan dirilis minggu ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper