Bisnis.com, JAKARTA - PT Campina Ice Cream Industry Tbk. mengincar target penjualan tumbuh 8%-10% pada 2020, lebih tinggi dari target pertumbuhan tahun ini sebesar 7%.
Direktur Campina Ice Cream Industri Adji Andjono mengatakan target pertumbuhan yang lebih tinggi pada tahun depan. Target pertumbuhan tersebut didukung strategi perseroan melakukan peningkatan kapasitas produksi dan peluncuran produk baru.
Perseroan telah mengumumkan investasi melalui penambahan mesin baru untuk beberapa jenis produk es krim. Mesin baru itu diperkirakan mulai beroperasi dan berfungsi pada awal tahun depan.
Saat ini Campina mengandalkan satu pabrik di Surabaya dengan kapasitas terpasang 30 juta liter per tahun. Dalam laporan tahunan 2018, kapasitas produksi ice cream perseroan pada 2018 mencapai 23,8 juta liter.
Dia menambahkan kapasitas baru ini untuk memenuhi permintaan terhadap produk di segmen remaja dan segmen bawah. Di segmen bawah, Campina memiliki produk dengan harga di bawah Rp3.000.
"Ada beberapa jenis produk es krim yang mesinnya sudah kewalahan, sehingga kami perlu pasang mesin baru," katanya pada Senin (9/12/2019).
Produk Anyar
Peluncuran produk dengan segmen bawah sebagai strategi perseroan mempertahankan pangsa pasar yang saat ini sekitar 18%-20%, seiring masuknya kompetitor baru dengan harga yang lebih murah.
Lebih lanjut, kata dia, perseroan akan meluncurkan produk es krim yang mengincar pasar vegetarian pada kuartal II/2020. Strategi ini seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
"Produk ini berbasis susu almond. Untuk para vegetarian dan segmen menengah ke atas," imbuhnya.
Sampai akhir tahun ini, emiten bersandi saham CAMP itu memperkirakan dapat mencapai target pertumbuhan 7% secara tahunan. Salah satunya, penjualan di kuartal IV bakal didorong oleh penjualan pada Desember yang merupakan masa liburan panjang.
Hingga kuartal III/2019, perseroan mencatatkan penjualan tumbuh 7,17% secara tahunan menjadi Rp768,47 miliar, serta laba bersih tumbuh 15,78% secara tahunan menjadi Rp51,58 miliar.
"Penjualan di Desember biasanya naik 15% dibandingkan bulan normal lainnya. Sedangkan, di Lebaran biasanya naik lebih tinggi, 50%, dibandingkan bulan normal lainnya," imbuhnya.