Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 29 November: IHSG Naik Tajam, Rupiah ke Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahan yang dibukukan dalam beberapa hari terakhir dan langsung naik sekitar 1 persen saat bursa Asia terkapar di zona merah.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta/Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta/Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahan yang dibukukan dalam beberapa hari terakhir dan langsung naik sekitar 1 persen saat bursa Asia terkapar di zona merah.

Meski demikian, nilai tukar rupiah berakhir melemah terhadap dolar AS di tengah terpukulnya daya tarik aset berisiko akibat kekhawatiran seputar prospek kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Jumat (29/11/2019):

TLKM Unjuk Gigi, IHSG Melonjak saat Bursa Asia Terkapar

Penguatan saham TLKM berhasil mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit dari tekanannya dan melonjak kembali menembus level psikologis 6.000.

Delapan dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin infrastruktur (+2,28 persen) dan finansial (+1,53 persen). Satu-satunya sektor yang berakhir di zona merah adalah tambang (-1,73 persen).

Dari 664 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 209 saham menguat, 194 saham melemah, dan 261 saham stagnan.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing naik 2,88 persen dan 2,95 persen menjadi pendorong utama kenaikan tajam IHSG pada akhir perdagangan.

Investor Wait and Hold, Bursa Asia Tertekan di Zona Merah

Anjloknya indeks saham di Hong Kong dan China menyeret bursa Asia tertekan di zona merah pada perdagangan hari ini.

Rata-rata bursa saham di Asia melemah, di antaranya indeks Hang Seng Hong Kong (-2 persen), indeks Topix Jepang (-0,5 persen), indeks Kospi Korea Selatan (-1,6 persen), dan indeks Shanghai Composite (-0,6 persen).

Investor terus menantikan progres mengenai kesepakatan perdagangan Amerika Serikat-China, sehari setelah pasar saham global tertekan oleh keputusan Presiden Donald Trump untuk menandatangani legislasi yang menunjukkan dukungan AS terhadap demonstran di Hong Kong.

Rupiah Menutup Pekan Ini dengan Parkir di Zona Merah

Rupiah menutup pekan ini di zona merah, ditekan oleh penguatan dolar AS akibat pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal III/2019 yang lebih baik dari perkiraan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (29/11/2019), rupiah berada di level Rp14.108 per dolar AS setelah melemah 0,113 persen. Sepanjang pekan ini, rupiah telah terdepresiasi 0,1 persen.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pertumbuhan AS sedikit meningkat pada kuartal ketiga tahun ini, berbeda dengan indikator lain yang menunjukkan perlambatan dalam aktivitas global, sehingga mendorong dolar AS untuk bergerak menguat dan melemahkan rupiah.

CPO Diproyeksi Bullish hingga Semester I/2020, Apa Penyebabnya?

Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) diproyeksi bullish hingga paruh pertama tahun depan seiring dengan produksi yang lebih rendah dan mandat penggunaan biodiesel yang lebih tinggi dari produsen utama CPO dunia, Indonesia dan Malaysia.

CEO Grup FGV Haris Fadzilah Hassan mengatakan harga CPO kemungkinan dapat diperdagangkan hingga mencapai 2.200 ringgit-2.400 ringgit per ton pada kuartal terakhir tahun ini, memperbaiki lajur pelemahan CPO yang terjadi pada awal tahun ini.

“Sementara itu, prospek bullish akan berlanjut hingga semester pertama 2020 dengan harga CPO berada di kisaran 2.400 ringgit-2.800 ringgit per ton, karena produksi yang rendah dan mandat biodiesel Malaysia dan Indonesia dapat memangkas stok CPO dunia hingga 500.000 ton,” ujarnya seperti dilansir dari Bloomberg.

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak Februari 2020 terpantau naik 2,60 poin atau 0,18 persen ke level US$1.463,40 per troy ounce pukul 15.51 WIB. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terkoreksi tipis 0,018 poin atau 0,02 persen ke posisi 98,352.

Sebagai aset safe haven, daya tarik emas terangkat oleh keresahan investor atas prospek kesepakatan dagang AS-China setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani legislasi yang menunjukkan dukungan untuk para demonstran di Hong Kong.

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta stagnan di Rp744.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas ikut bertahan di Rp659.500 per gram dari harga pada Kamis (28/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper