Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Kembali Tegang, Emas Lanjutkan Penguatan

Dukungan AS terhadap para pengunjuk rasa Hong Kong menuai reaksi dari pasar internasional.
Emas batangan./Reuters-Michael Buholzer
Emas batangan./Reuters-Michael Buholzer

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melanjutkan penguatannya pada perdagangan Jumat (29/11/2019), karena investor mempertimbangkan prospek meningkatnya ketegangan dalam hubungan dagang AS-China.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 11.19 WIB, harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,11 persen menjadi US$1.457 per troy ounce sedangkan harga emas di bursa Comex untuk kontrak Februari 2020 bergerak naik 0,20 persen menjadi US$1.463 per troy ounce.

Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang yang menyatakan dukungan AS untuk demonstran Hong Kong. Keputusan ini menjadi sebuah langkah yang akan menyulitkan hubungan dengan China dan makin mempersulit upaya AS untuk mengakhiri perang dagangnya dengan Negeri Panda.

China pun memperingatkan AS bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah balasan yang tegas sebagai tanggapan terhadap undang-undang AS tersebut.

Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan sentimen tersebut membuat investor cenderung melarikan diri dari aset berisiko sehingga mendorong emas berpeluang untuk bergerak naik dalam jangka pendek.

“Namun, secara teknikal, penguatan harga emas terbatas dan berpotensi bergerak turun selama harga emas masih bergerak di bawah indikator moving average 50-100-200 di dalam grafik 4 jam,” ujarnya dalam risetnya, Jumat (29/11/2019).

Adapun level resisten emas terdekat saat ini berada di US$1.463 per troy ounce. Faisyal menuturkan jika harga emas berhasil menembus ke atas dari level tersebut, maka berpotensi memicu kenaikan lanjutan ke US$1.470 per troy ounce, sebelum emas membidik ke level resisten kuat US$1.480 per troy ounce.

Sebaliknya, level support terdekat emas berada di US$1.452 per troy ounce dan jika terus menembus ke bawah dari level tersebut, maka berpotensi memicu penurunan lanjutan ke US$1.445 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper