Bisnis.com, BANDUNG - OPEC diproyeksikan akan memperpanjang kebijakan pengurangan produksi minyak hingga pertengahan 2020, setelah produsen minyak non-OPEC Rusia mendukung aksi Arab Saudi untuk menahan harga minyak di level yang stabil.
Aksi Arab Saudi untuk menjaga harga minyak di level yang stabil merupakan bagian dari upaya menyukseskan IPO Saudi Aramco.
Kebijakan ini rencananya akan diputuskan pada 5 Desember 2019 di Wina, di mana Rusia akan ikut dalam pembahasan tersebut. Seperti diketahui, pemangkasan produksi yang ditetapkan sebelumnya akan berlaku hingga Maret 2020.
Bertepatan dengan pertemuan di Wina, Arab Saudi berencana untuk mengumumkan harga final saham Aramco yang akan dilepas dalam IPO mendatang. Harga minyak saat ini akan menjadi kunci utama kesuksesan IPO terbesar di dunia yang akan diadakan pada pertengahan Desember.
Sumber Reuters mengungkapkan OPEC memiliki dua skenario utama, yaitu melanjutkan kebijakan pemangkasan hingga Juni 2020 atau menunda keputusan hingga awal tahun untuk melihat bagaimana kondisi pasar.
"Kemungkinan, kami akan memperpanjang perjanjian pada bulan Desember untuk mengirim pesan positif ke pasar. Saudi tidak ingin harga minyak turun, mereka ingin menjaga harganya karena ada IPO [Aramco]," ujar sumber Reuters, Kamis (21/11/2019).
Sumber tersebut menambahkan kondisi pasar pada kuartal pertama 2020 akan tetap tidak pasti di tengah kekhawatiran perlambatan permintaan minyak dan penurunan produksi di Irak dan Nigeria.
Sumber Reuters lainnya yang berasal dari delegasi OPEC juga meyakini akan adanya perpanjangan kebijakan hingga akhir Juni untuk menghindari pertemuan sebelum Maret 2020.
"Dengan kemungkinan adanya pertemuan yang lebih awal selama kondisi pasar memungkinkan," ungkapnya.
Kedua sumber Reuters mengungkapkan pemangkasan produksi yang lebih besar tidak mungkin terjadi saat ini. Namun, OPEC akan menegaskan sinyal kepada pasar terkait dengan kepatuhan negara anggotanya untuk memenuhi kebijakan pemangkasan itu.
Hal ini merupakan keinginan dari pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi. Arab Saudi ingin anggota OPEC menaati pakta yang telah disepakati sebelum adanya pemangkasan produksi yang lebih besar ke depannya.