Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panin AM Susun Aset Dasar RD Saham Sesuai Mandat Produk

Panin Asset Management melakukan penyusunan aset dasar reksa dana saham disesuaikan dengan jenis masing-masing produk. Diharapkan, setiap produk reksa dana saham tersebut dapat memberikan hasil yang optimal sesuai dengan strategi yang dilakukan.
Panin Asset Management/Facebook
Panin Asset Management/Facebook

Bisnis.com, JAKARTA - Panin Asset Management melakukan penyusunan aset dasar reksa dana saham disesuaikan dengan jenis masing-masing produk. Diharapkan, setiap produk reksa dana saham tersebut dapat memberikan hasil yang optimal sesuai dengan strategi yang dilakukan.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan pihaknya menyesuaikan underlying asset saham dengan mandat masing-masing produk.

“Ada yang big caps, ada yang mengikuti indeks, dan ada yang mengikuti sektor tertentu,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (22/11/2019).

Rudiyanto menilai saat ini sektor properti, barang konsumer, dan keuangan masih menarik. Adapun, laporan keuangan perusahaan sektor konsumer tampil lebih baik ketimbang sektor lainnya sementara sektor keuangan diharapkan mendapat tenaga dari potensi aksi korporasi.

Mengingat kinerja produk reksa dana saham yang mayoritas masih underperform dari IHSG, Rudiyanto menilai prospeknya masih positif untuk ke depan.

“Biasanya, November sampai April itu kinerja saham lebih bagus. Sementara, Mei sampai Oktober, lebih banyak negatif. Harapannya kenaikan bisa di Desember sampai awal tahun,” imbuh Rudiyanto.

Untuk itu, dirinya menyarankan kepada investor untuk melakukan diversifikasi investasi. Apabila ada dana yang akan diinvestasikan, disarankan untuk masuk ke pendapatan tetap dan saham secara bertahap.

Menurutnya, IHSG pada akhir tahun nanti dapat menyentuh kisaran 6.600—6.800 pada akhir tahun ini. Prospek rebound harga CPO pun diharapkan dapat memberi tenaga kepada indeks.

“Walaupun tidak tercapai di akhir tahun, bisa di awal tahun depan karena dari dana asing, itu sudah ada rotasi dari negara maju ke negara berkembang. Tapi kan negara berkembang ada banyak, kita mungkin agak belakangan karena secara fundamental ada negara yang lebih bagus,” ujar Rudiyanto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper