Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia menyampaikan ke depannya tidak akan terlalu banyak melakukan terobosan baru untuk pasar modal syariah. Pasalnya, sejumlah aturan telah dapat dikatakan selangkah lebih maju dari kebutuhan pasar.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menjelaskan bahwa sejumlah aturan untuk diversifikasi produk pasar modal syariah telah dibuat lebih dulu untuk merespons kebutuhan pasar di kemudian hari. Untuk saat ini, bursa akan fokus memberikan edukasi untuk meningkatkan inklusi dan literasi pasar modal syariah kepada masyarakat.
“Ketentuannya sudah terbit terkait penawaran produk di pasar modal syariah tapi belum semua produk ini dimanfaatkan pelaku,” ujar Hasan dalam seminar Sharia Investment Week (SIW) 2019 di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Adapun dalam perkembangan terbaru, BEI mencatat jumlah pertumbuhan saham syariah selalu melampaui pertumbuhan jumlah saham konvensional.
Per Oktober 2019, telah terdapat 413 saham syariah dari total 695 saham yang tercatat di bursa. Jumlah tersebut naik 74,26% dari posisi 237 saham syariah pada 2011.
Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar saham syariah juga mendominasi senilai Rp3.806 triliun yang mewakili 53% dari total kapitalisasi pasar keseluruhan.
Baca Juga
Sementara itu, nilai transaksi saham syariah memiliki porsi sebesar 54% atau Rp5.123 triliun dari total nilai transaksi di bursa.
Begitu pula volume transaksi saham syariah telah lebih dari separo senilai Rp8,34 miliar atau 55% dari total volume transaksi bursa.
Selanjutnya, frekuensi transaksi saham syariah tercatat sebanyak 316.443 kali yang merupakan 68% dari total frekuensi transaksi bursa.
Tak hanya dari sisi perdagangan, indeks saham syariah yang tercermin lewat Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) sejak awal tahun ini juga mampu outperform dari indeks harga saham gabungan (IHSG).
Pada akhir perdagangan Kamis (21/11/2019), ISSI terpantau tumbuh 0,21% atau lebih baik dari iHSG yang melorot 1,25% secara year-to-date (ytd).
“Daripada tergoda dengan investasi yang tidak jelas ujungnya dan bahkan menimbulkan kerugian investor, maka silakan dipelajari dan dilihat betul mana saham terbaik yang bisa menjadi pilihan investasi dari investor syariah di Indonesia,” imbuh Hasan.