Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemanfaatan Sistem Resi Gudang Minim

Berdasarkan data PT KBI, sepanjang tahun berjalan 2019 resi gudang yang diterbitkan hanya sebanyak 365 resi dengan nilai Rp86 miliar dan menghasilkan pembiayaan hanya sebesar Rp46 miliar.
Sistem Resi Gudang./Repro BI
Sistem Resi Gudang./Repro BI

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kliring Berjangka Indonesia (persero) menilai Sistem Resi Gudang (SRG) masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku usaha, kendati keuntungan yang dapat didapatkan petani dari sistem tersebut.

Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan bahwa jika membandingkan jumlah resi gudang yang telah diterbitkan dengan bonus geografis yang dimiliki Indonesia, maka pemanfaatan SRG masih sangat kecil.

Berdasarkan data PT KBI, sepanjang tahun berjalan 2019 resi gudang yang diterbitkan hanya sebanyak 365 resi dengan nilai Rp86 miliar dan menghasilkan pembiayaan hanya sebesar Rp46 miliar.

Sementara itu, sepanjang 2010 hingga Agustus 2019, resi gudang yang terbit hanya mencapai 3.257 resi dengan nilai Rp703 miliar dan pembiayaan sebesar Rp405 miliar.

“Untuk negara sebesar ini, dan hanya menciptakan pembiayaan sebesar tersebut masih kecil sekali. Tiap tahun ini memang menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan kami untuk optimalkan SRG,” ujar Fajar saat dikunjungi Bisnis di kantornya, Selasa (19/11/2019).

Dia mengatakan bahwa SRG sangat menguntungkan, tidak hanya untuk negara tetapi juga para petani dan pelaku usaha komoditas terkait. Hal tersebut dikarenakan setiap penyimpanan komoditas dalam gudang yang diregistrasikan untuk SRG, pelaku usaha bisa mendapatkan pembiayaan atau modal baru dengan mengagunkan resi gudang yang dimiliki.

Pemanfaatan SRG juga bisa dilakukan untuk aksi melindungi nilai komoditas dan menghindari penjualan hasil panen ketika harga tengah jatuh. Selain itu, pemanfaatan SRG pun dapat memudahkan pemerintah untuk mengetahui stok komoditas terkait sehingga dapat terhindar dari kebocoran impor dan ekspor.

Sebagai informasi, hingga saat ini hanya terdapat 17 komoditas yang masuk ke dalam SRG, antara lain timah, gabah, beras, kakao, karet, dan rumput laut.

PT KBI sebagai pusat registrasi resi gudang satu-satunya di Indonesia menilai sistem yang berjalan kini sudah cukup baik hanya implementasi dan pemanfaataannya saja yang perlu dioptimalkan.

Fajar mengatakan bahwa SRG pun sudah banyak digunakan di beberapa negara, seperti India dan Turki, yang telah menunjukkan hasil cukup baik dan sangat membantu para petani sekitar.

Adapun, dia mengatakan bahwa terdapat beberapa kendala dalam pemanfaatan SRG oleh para pelaku usaha. Pertama, belum digelontorkannya penyertaan modal negara (PMN) untuk Jamkrindo yang telah ditunjuk sebagai Lembaga Pelaksana Penjaminan Sistem Resi Gudang (LPP-SRG).

Sebagai informasi, perusahaan milik negara tersebut telah ditunjuk menjadi LPP-SRG sejak 2016, tetapi PMN tidak kunjung cair sehingga program penjaminan SRG belum berjalan hingga saat ini.

Kedua, kurangnya edukasi dan literasi dari para petani dan pelaku usaha di daerah terkait SRG dan pemanfaatannya. Ketiga, kurangnya dorongan dari beberapa pemerintah daerah  untuk memanfaatkan SRG.

Di sisi lain, Fajar mengatakan bahwa untuk mengoptimalkan SRG, pihaknya juga akan melakukan inisiatif baru dengan meluncurkan SRG Hybrid. Dia menuturkan sistem tersebut akan mengawinkan sitem Collateral Management Asset (CMA) yang sudah dilakukan di perbankan dengan SRG.

Dengan demikian, sistem tersebut akan berjalan lebih efisien dan modern. Fajar mengaku inisiatif tersebut masih sedang dalam pembahasan dengan otoritas atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper