Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan, Victoria Sekuritas Boyong 5 Perusahaan untuk IPO

Kelima perusahaan yang menyampaikan mandat penjaminan IPO kepada Victoria Sekuritas berasal dari industri tekstil pemintalan benang, dua perusahaan properti, kontraktor, dan jasa keuangan.
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Victoria Sekuritas akan membawa 5 perusahaan untuk mencatatkan sahamnys di Bursa Efek Indonesia lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2020.

Direktur Victoria Sekuritas Wisnu Widodo menyampaikan kelima perusahaan tersebut berasal dari industri tekstil pemintalan benang, dua perusahaan properti, kontraktor, dan jasa keuangan.

“IPO saham kami ada di industri tekstil pemintalan benang, kami mau bawa di kuartal I/2020, asal Jawa Barat,” kata Wisnu di Jakarta, Senin (18/11/2019).

Sementara perusahaan properti yang merupakan perhotelan direncanakan untuk listing pada kuartal II/2019. Untuk perusahaan kontraktor swasta, imbuh Wisnu, saat ini masih dalam penjajakan supaya bisa go public pada kuartal III/2019 dengan nilai yang cukup besar.

Sementara untuk IPO perusahaan jasa keuangan, saat ini Victoria Sekuritas masih dalam proses mengajukan dokumen ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diharapkan bisa selesai pada Desember dan siap melantai di bursa pada kuartal I/2019.

“Untuk obligasi, ada klien yang memang rutin menerbitkan obligasi dan NCD rencananya di kuartal II/2019 dan kuartal IV/2019,” imbuh Wisnu.

Wisnu mengakui kondisi pasar saat ini dan bahkan pada tahun depan masih menantang. Dengan demikian, dirinya menegaskan bahwa dalam memilih calon emiten, pihaknya sangat ketat mempertimbangkan aspek pertumbuhan perusahaan, going concern, dan prospek bisnis ke depan.

Dengan melihat perkembangan perang dagang, Wisnu memperkirakan IHSG bisa parkir pada rentang 6.100—6.400 pada akhir 2019. Penopang rebound indeks dinilai berasal dari sentimen window dressing.

Sementara untuk penyerapan pasar, Wisnu melihat tenaga investor ritel telah banyak membantu saat IPO. Sebagai contoh, kata dia, saat penawaran saham PT Dana Brata Luhur Tbk. (TEBE) yang melantai di bursa pada Senin (18/11/2019) telah terjadi oversubscribe sebanyak 3,6 kali dari seluruh saham yang ditawarkan. Sementara itu, dari pooling terjadi kelebihan permintaan sebanyak 265 kali.

“Artinya, investor masih antusias melihat perusahaan yang masuk pasar modal. Sejauh ini investor cukup senang dengan investasi di pasar modal terutama investor ritel yang baru masuk [investasi],” papar Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper