Bisnis.com, JAKARTA - Minyak mentah global menuju penurunan mingguan karena meningkatnya persediaan minyak mentah Amerika Serikat dan produksi baru di tempat lain, mengisyaratkan bahwa pasar global akan tetap dipasok dengan baik.
Seperti dikutip dari Bloomberg, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) sedikit berubah di bawah US$57 per barel, membawa kerugian minggu ini menjadi 1%.
Seperti diketahui, data pemerintah AS menunjukkan stok meningkat 2,22 juta barel pekan lalu karena produksi naik ke rekor.
Adapun Badan Energi Internasional mengatakan, pasokan baru dari Amerika dan seterusnya akan terus menenangkan pasar dunia pada 2020.
Sementara itu, OPEC memberikan sinyal lebih lanjut bahwa itu tidak akan meningkatkan upaya untuk mendukung harga.
Minyak turun 15% sejak puncak April karena pertikaian antara Beijing dan Washington, melemahkan prospek permintaan perdagangan dan persediaan global membengkak.
OPEC telah mengindikasikan tidak akan memangkas produksi lebih dalam untuk mencegah surplus yang akan datang, serta memperkirakan pasokan di seluruh dunia akan melampaui permintaan sekitar 645.000 barel per hari di paruh pertama tahun berikutnya.
"Masih ada satu fakta yang terus menimbulkan bayangan bearish di pasar minyak, pertumbuhan pasokan non-OPEC akan menguraikan ekspansi permintaan minyak global tahun depan," kata Stephen Brennock, analis di PVM Oil Associates Ltd. di London dilansir dari Bloomberg, Jumat (15/11/2019).
Produksi minyak mentah AS naik 200.000 barel per hari menjadi 12,8 juta per hari pekan lalu, menurut Administrasi Informasi Energi.
Sementara itu persediaan minyak mentah nasional naik, stok di pusat penyimpanan utama Cushing turun pertama kalinya dalam enam minggu.
Data Bloomberg menunjukkan, hingga pukul 20:07 WIB, harga minyak WTI turun 0,30% atau 0,17 poin menjadi US$56,60 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent turun 0,63% atau 0,39 poin ke posisi US$61,89 per barel.