Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 14 November: IHSG & Rupiah Lesu, Harga Emas Naik Terus

Sentimen negatif seperti gejolak Hong Kong, ketidakpastian kesepakatan dagang AS-China, hingga data ekonomi China yang tak bergairah membebani daya tarik aset-aset berisiko. Alhasil, minat investor terhadap aset safe haven seperti emas kian terangkat.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kompak melemah bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari kedua berturut-turut di tengah ketidakpastian geopolitik.

Sentimen negatif seperti gejolak Hong Kong, ketidakpastian kesepakatan dagang AS-China, hingga data ekonomi China yang tak bergairah membebani daya tarik aset-aset berisiko. Alhasil, minat investor terhadap aset safe haven seperti emas kian terangkat.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (14/11/2019):

Data Ekonomi China Membebani, IHSG dan Rupiah Kompak Melemah Lagi

Pelemahan indeks mulai berlanjut dengan dibuka terkoreksi 0,08 persen atau 4,97 poin di posisi 6.137,53 pada Kamis (14/11) pagi. Level penutupan yang dibukukan hari ini adalah yang terendah sejak 10 Oktober.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing turun 2,41 persen dan 2,23 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG pada akhir perdagangan.

Sejalan dengan IHSG, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing melemah 0,94 persen dan 0,76 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,93 persen. Pelemahan bursa saham di Hong Kong dan Tokyo pun mendorong pelemahan bursa Asia pada umumnya.

Bursa saham Jepang memperpanjang penurunannya setelah sejumlah indikator aktivitas ekonomi China dilaporkan tumbuh di bawah ekspektasi pada bulan lalu di tengah perang dagang AS-China yang berkepanjangan.

Pasar Jauhi Aset Berisiko, Rupiah Ditutup Melemah

Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa pelemahan rupiah didorong oleh faktor eksternal seiring dengan sentimen domestik yang cenderung sepi. Dia mengatakan bahwa pelemahan dipicu oleh ketidakpastian negosiasi dagang antara AS dan China yang kembali bergejolak.

Padahal, dalam beberapa perdagangan terakhir optimisme pasar terhadap damai dagang AS dan China telah meningkat sehingga membantu aset berisiko seperti rupiah.

“Terbaru China dikabarkan menolak untuk membeli produk pertanian AS, padahal itulah yang diminta oleh Presiden AS Donald Trump sehingga kemungkinan kesapakatan dagang fase pertama yang dijadwalkan terjadi pada bulan ini akan diundur,” ujar Faisyal saat dihubungi Bisnis

Gara-gara Trump, Harga Tembaga Kembali Terdepresiasi

Harga tembaga turun selama empat perdagangan berturut-turut. Penurunan terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengancam untuk menaikkan tarif impor lebih banyak terhadap produk China.

Sikap Donald Trump itu sekaligus meredam optimisme investor terhadap kesepakatan perdagangan AS-China.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (13/11/2019) tembaga di bursa London Metal Exchange ditutup di level US$5.835 per ton, melemah 0,58% menjadi level terendah sejak 1 November 2019.

Harga Karet Menguat, Thailand Siap Kuasai Pasar

Harga acuan karet global pulih, Thailand berupaya untuk mengendalikan pasokan karet ke pasar global.

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet alam kontrak pengiriman April 2020 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup menguat 1,17% atau 2,10 poin menjadi 182,30 yen per kilogram, Kamis (14/11/2019), setelah dibuka meningkat tipis 0,28% atau 0,50 poin ke posisi 180,70 yen per kilogram.

Gubernur Otoritas Karet Thailand Sunan Nuanphromsakul di Bangkok mengatakan, pemerintah Thailand telah membatasi area penanaman dan mengurangi pasokan karet.

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau menguat 7,30 poin atau 0,50 persen ke level US$1.470,60 per troy ounce pukul 15.51 WIB, setelah berakhir menanjak 0,66 persen di posisi 1.463,30 pada perdagangan Rabu (13/11/2019).

Dilansir dari Reuters, harga emas memperpanjang penguatannya setelah data ekonomi China yang lesu dan keraguan tentang kesepakatan datang Amerika Serikat-China melemahkan permintaan untuk aset-aset berisiko.

"Emas akan mengalami permintaan yang lebih besar setidaknya dalam jangka pendek karena negosiasi perjanjian parsial dalam perselisihan perdagangan antara AS dan China tampaknya mandek,” terang Analis Commerzbank Daniel Briesemann dalam sebuah catatan.

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik Rp3.000 menjadi Rp746.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas bertambah Rp3.500 menjadi Rp662.000 per gram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper