Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia optimistis bahwa defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal III/2019 yang menyempit jadi 2,7% dari PDB dibandingkan dengan sebelumnya 3,0% dari PDB akan membuat nilai tukar rupiah terjaga sampai akhir tahun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan, selama 1 pekan terakhir, kinerja nilai tukar rupiah relatif stabil. Apalagi, rupiah terpantau sempat menguat Rp13.990 per dolar pada 7 November 2019.
“Hal itu menandakan secara year-to-date, rupiah masih terapresiasi 2,68% dan kinerja sangat baik,” ujar Dody di Kompleks Bank Indonesia, Jumat (7/11/2019).
Dia menyatakan, hal ini disertai juga perbaikan kinerja aliran modal asing atau capital inflow secara year-to-date (ytd), menjadi Rp226,7 triliun. Jika dilihat secara week-to-date (wtd), sampai 7 November 2019 aliran modal asing yang masuk sekitar Rp8 triliun.
Dody menilai, kondisi ini menandakan persepsi investor masih sangat positif terhadap Indonesia. Apalagi, PDB tumbuh 5,02% pada kuartal III/2019 di atas perkiraan pasar.
Perbaikan CAD juga didukung oleh cadangan devisa juga meningkat US$2 miliar, serta perbaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), pada kuartal III/2019 yang menunjukkan perbaikan. Hal ini mengingat NPI kuartal III/2019 hanya mencatat defisit US$46 juta masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$2,0 miliar.
Imbasnya, defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal III/2019 tercatat sebesar US$7,7 miliar, atau 2,7% dari PDB lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya yang mencapai US$8,2 miliar.
“FDI juga meningkat yang tercatat US$4,8 miliar disamping yield dan return yang diberikan Indonesia,” sambung Dody.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel