Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demi Kesehatan, Trader Ramai-ramai Tuntut Jam Perdagangan Lebih Pendek

Pelaku pasar saham di seantero Eropa ramai-ramai menuntut jam perdagangan yang lebih pendek pada bursa demi meningkatnya kesejahteraan mereka.
London Stock Exchange/Reuters-Toby Melville
London Stock Exchange/Reuters-Toby Melville

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku pasar saham di seantero Eropa ramai-ramai menuntut jam perdagangan yang lebih pendek pada bursa demi meningkatnya kesejahteraan mereka.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Association for Financial Markets in Europe (AFME) dan Investment Association dalam sebuah surat kepada London Stock Exchange Group Plc. (LSE) dan bursa perdagangan lainnya di Eropa.

Surat itu menyarankan agar jam perdagangan berlangsung mulai pukul 9 pagi sampai 4 sore waktu London, dibandingkan dengan saat ini yang berlangsung dari 8 pagi hingga 4.30 sore.

Dalam surat itu, pengurangan jam perdagangan selama 90 menit disebut juga akan menciptakan pasar yang lebih efisien dengan memadatkan transaksi-transaksi.

London dituliskan bergulat dengan banyak laporan pelecehan seksual, jam panjang, dan macho culture (budaya yang keras).

Dalam dunia perdagangan ekuitas yang penuh tekanan, ekpektasi jam panjang disebut telah mempersulit untuk merekrut siapapun yang memiliki komitmen keluarga serta memberi dampak pada kesehatan mental dan kesejahteraan pelaku pasar.

"Risiko perdagangan ekuitas tertinggal dorongan industri jasa keuangan untuk lebih beragam dan inklusi kecuali hari perdagangan yang panjang diatasi dengan pendekatan industri," ujar April Day, managing director dan head of equities di AFME, seperti dilansir dari Bloomberg pada Kamis (7/11/2019).

Seorang juru bicara untuk LSE mengatakan bursa ini akan mengkonsultasikan proposal tersebut dengan para anggota dan pelanggannya.

Sementara itu, seorang juru bicara CBOE Eropa berpendapat bahwa jam perdagangan yang lebih pendek itu adalah "konsep yang sangat menarik dan layak untuk dibahas”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper