Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa berhasil menyentuh level tertingginya sejak Januari 2018 pada perdagangan Senin (28/10/2019), didorong harapan tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx 600 Eropa ditutup naik 0,3 persen. Saham produsen mobil melonjak 1,8 persen, sedangkan saham-saham yang berkaitan dengan komoditas naik 1,5 persen.
Presiden AS Donald Trump mengutarakan harapan untuk dapat menandatangani bagian penting dari perjanjian perdagangan dengan China lebih cepat dari jadwal.
Meski tidak ada perincian waktunya, kabar ini telah membantu indeks S&P 500 di bursa Wall Street AS mencapai rekor tertinggi.
“Jika Fase 1 (dari kesepakatan perdagangan AS-China) telah disepakati, ini adalah langkah besar ke depan - sinyal kuat dan nyata bagi investor bahwa kemajuan sedang dibuat,” ujar Craig Erlam, analis pasar senior, Inggris & EMEA di OANDA.
Perkembangan terakhir mengenai perdagangan AS-China tampak di saat investor mencoba untuk mencermati dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan-perusahaan Eropa.
Baca Juga
Setelah musim laporan kinerja berlangsung selama tiga pekan terakhir, perusahaan-perusahaan di kawasan ini telah mampu melaporkan hasil moderat yang melampaui ekspektasi laba.
“Mungkin ada lebih banyak peningkatan terhadap apa yang kita lihat dalam hal laba dan itu tidak seburuk yang ditkhawatirkan beberapa pekan lalu,” tambah Erlam.
Di sisi lain, saham-saham defensif seperti utilitas, makanan & minuman dan telekomunikasi turun antara 0,5 persen dan 0,3 persen seiring dengan meningkatnya minat untuk sektor-sektor yang lebih berisiko.
Ini juga lantaran investor-investor pindah kembali ke sektor pertumbuhan dalam menanggapi nada yang lebih positif di bidang politik.
Hal tersebut mencakup perjanjian Uni Eropa untuk penundaan yang fleksibel selama tiga bulan soal keluarnya Inggris dari blok itu (Brexit), sementara Perdana Menteri Boris Johnson mendorong berlangsungnya pemilu.
Meski demikian, penguatan bursa Eropa dibatasi oleh saham HSBC yang turun 3,7 persen setelah perusahaan menurunkan target laba untuk tahun 2020, serta mengatakan akan melakukan restrukturisasi yang mahal dengan latar belakang lingkungan bisnis yang suram di Eropa dan Amerika Serikat.
Saham HSBC menarik indeks perbankan turun 0,4 persen lebih rendah dan mempertahankan indeks blue-chip Eropa di zona merah.
"HSBC memang menyebutkan kelemahan, tetapi tidak diduga secara besar-besaran mengingat apa yang terjadi pada dinamika pertumbuhan yang lebih luas,” tutur Will James, direktur investasi senior di Aberdeen Standard Investments.