Bisnis.com, JAKARTA – Laba yang dikantongi PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. semakin gemuk sejalan dengan penurunan beban perseroan sepanjang Januari-September 2019.
Berdasarkan laporan keuangan sampai dengan kuartal III/2019, emiten berkode saham CEKA itu membukukan pendapatan sebesar Rp2,24 triliun. Jumlah itu lebih rendah 18,91% dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,77 triliun.
Segmen penjualan domestik dapat menyumbang pendapatan sebesar 91,07% atau Rp2,04 triliun sedangkan segmen ekspor berkontribusi Rp205 miliar.
Secara lebih rinci, produk crude palm oil (CPO) menyumbang Rp1,24 triliun pada penjualan domestik, palm kernel oil (PKO) Rp689,80 miliar, tengkawang Rp2,96 miliar dan pos lain-lain menyumbang Rp101,41 miliar.
Sementara itu, PKO menjadi motor penjualan ekspor dengan perolehan Rp101,08 miliar dan tengkawang Rp104,03 miliar.
Kendati pendapatan perseroan terkoreksi, CEKA dapat meningkatkan laba bersih periode berjalan menjadi Rp131,08 miliar. Jumlah itu naik 218,69% dari realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp41,13 miliar.
Baca Juga
Dengan begitu laba per saham CEKA juga meroket dari posisi Rp69 per 30 September 2018 menjadi Rp220 per 30 September 2019.
Peningkatan laba sejalan dengan beban perseroan yang menyusut. Sepanjang 9 bulan 2019, beban pokok penjualan Wilmar Cahaya Indonesia turun 22,58% secara tahunan dari Rp2,6 triliun menjadi Rp2,01 triliun.
CEKA pun tercatat memangkas pembelian komoditas yang menjadi beban perseroan dari posisi Rp2,44 triliun tahun lalu menjadi Rp1,83 triliun. Selain itu, juga ada efisiensi dari sisi gaji yang dipangkas oleh perseroan 48,46% menjadi Rp15,47 miliar.
Dengan demikian beban umum dan administrasi perusahaan minyak sawit itu mengecil menjadi Rp29,45 miliar dari posisi Rp45,16 miliar pada periode yang sama tahun lalu.