Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengolahan minyak nabati dan minyak nabati spesialitas PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. mengincar penjualan dapat mencapai Rp3,81 triliun pada 2019, tumbuh 5% secara tahunan.
Direktur Wilmar Cahaya Indonesia Hairuddin Halim mengatakan, perseroan menargetkan penjualan dapat tumbuh 5% pada tahun ini dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang sempat tertekan. Emiten dengan kode saham CEKA ini memasang target konservatif seiring dengan fluktuasi harga komoditas dan kondisi global.
Produsen specialty fats dan bakery fats ini mengantongi penjualan Rp737,47 miliar pada kuartal I/2019 atau turun 24% secara tahunan. Namun, laba periode berjalan naik 277,35%, dari Rp15,76 miliar pada kuartal I/2018 menjadi Rp59,47 miliar pada kuartal I/2019.
Penjualan produk crude palm oil (CPO) berkontribusi 52,40% terhadap penjualan, diikuti produk palm kernel sebesar 36,33%, penjualan tengkawang sebesar 6,99%, dan lain lain 4,28%.
Penjualan domestik menyumbang 89,03% terhadap penjualan. Sedangkan 10,97% lainnya berasal dari penjualan ekspor. "Target 5% itu sebenarnya tidak tumbuh. Karena kondisi saat ini, di mana harga komoditas sedang naik turun dan perubahannya cepat sekali," katanya usai public expose, Selasa (25/6/2019).
Perseroan tidak memiliki rencana ekspansi pada tahun ini. Adapun, belanja modal yang disiapkan hanya untuk perawatan mesin-mesin.
Baca Juga
Sementara itu, perseroan akan memperluas pasar ke segmen UKM, meski kontribusinya masih kecil. Saat ini pasar perseroan didominasi industri makanan yakni sebesar 95%.
"Dengan menggarap pasar exsisting dan menambah pasar UKM, kami yakin bisa mengerek penjualan. Karena yang terkena dampak kondisi global adalah perusahaan besar yang memiliki orientasi ekspor," katanya.