Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panin Asset Management: IHSG Menuju Level 6.600-6.800 pada Akhir Tahun

Faktor domestik Indonesia yang masih solid akan tetap dapat menopang kinerja indeks kendati ditinggalkan oleh investor asing.
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Panin Asset Management menurunkan proyeksi IHSG tahun ini ke level 6.600--6.800, dari sebelumnya 7.000.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG terkoreksi 1,4% ke level 6.252. Sepanjang tahun berjalan 2019, IHSG menguat tipis 0,93%.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan bahwa investor akan mencermati laporan keuangan kuartal III/2019 yang akan dirilis emiten di sepanjang pekan ini. Apabila hasilnya memuaskan, maka dapat menjadi angin segar bagi pergerakan IHSG hingga akhir tahun nanti.

“Kami target [IHSG] direvisi ke 6.600—6.800. Kami terus terang melihat kabinet kini memiliki arah yang jelas untuk investasi dan komitmen memberantas radikalisme,” tutur Rudiyanto pada akhir pekan lalu.

Adapun, imbuh Rudiyanto, pelonggaran likuiditas yang dimulai di AS sejak September dan juga pemangkasan suku bunga dari Bank Indonesia masih membutuhkan waktu untuk dapat mengerek kinerja pasar saham domestik.

Pekan lalu, BI kembali menurunkan suku bunga 7-Day Reserve Repo Rate (7-DRRR) sebesar 25 bps ke level 5,0%.

Mengenai aliran modal asing yang masih banyak keluar dari Indonesia belakangan ini, Rudiyanto mengakui bursa AS dan sejumlah bursa di kawasan Asean seperti di Thailand, Filipina, dan Vietnam memang tampil lebih atraktif ketimbang pasar saham Tanah Air.

“Menurut saya ini masalah kompetisi saja. Pada saat nanti valuasi saham mahal, uang itu akan rebalancing lagi. Memang untuk saat ini harus kami akui beberapa negara prospeknya lebih bagus,” jelas Rudiyanto.

Kendati demikian, dirinya mengingatkan bahwa faktor domestik Indonesia yang masih solid akan tetap dapat menopang kinerja indeks kendati ditinggalkan oleh investor asing. Penurunan suku bunga pun terbukti telah berdampak sangat positif ke pasar obligasi dan tinggal menunggu waktu sebelum pasar saham ikut bergairah.

Rudiyanto mengungkapkan saat ini pihaknya terus mengoleksi saham-saham emiten keuangan dan properti. Adapun, saham keuangan dinilai bakal mendapat sentimen positif dari suku bunga rendah.

Sementara untuk saham properti dilihat telah sampai ke level terbawah (bottom), sehingga berprospek akan berbalik arah (rebound).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper